![]() |
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat, Prof. Chairil Effendy. (FotoKtim) |
“Budaya adalah identitas kita sebagai bangsa dan masyarakat. Ia tidak boleh luntur hanya karena kita ingin menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Justru, di tengah kemajuan teknologi dan informasi, kita harus semakin kuat memegang akar budaya kita sendiri,” ujarnya saat di wawantara awak media, Selas (13/5/2025).
Chairil mengungkapkan bahwa MABM Kalbar secara konsisten menjalankan berbagai program pelestarian budaya, mulai dari pendidikan adat, pelatihan seni dan kerajinan tradisional, hingga festival kebudayaan yang melibatkan masyarakat luas. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal, mencintai, dan bangga terhadap budaya Melayu yang kaya akan nilai-nilai luhur.
“Kita perlu mendorong anak-anak muda untuk belajar bahasa Melayu, memahami filosofi adat, dan menghidupkan kembali kesenian tradisional. Jika tidak ada regenerasi dalam pelestarian budaya, maka lambat laun akar identitas itu akan hilang,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinannya, MABM Kalbar juga aktif membangun kolaborasi dengan berbagai pihak—termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas adat dari berbagai suku—untuk memperkuat posisi budaya Melayu dalam konteks pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
“Budaya adalah fondasi peradaban. Jika kita kehilangan budaya, maka kita seperti kapal yang berlayar tanpa arah. Oleh karena itu, tugas kita bersama adalah menjaga budaya agar tetap hidup dan relevan sepanjang masa,” pungkas Chairil dengan penuh semangat. (tim)