Sanggau Kalbar, Suaraborneo.id – Kabupaten Sanggau dikenal sebagai wilayah yang rawan bencana, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau terus melakukan berbagai langkah untuk menanggulangi titik-titik hotspot di daerah tersebut.Kepala BPBD Kabupaten Sanggau, Budi Darmawan. (Foto:tk)
Kepala BPBD Kabupaten Sanggau, Budi Darmawan, mengungkapkan bahwa berdasarkan pemantauan satelit pada 3 September 2024, Kabupaten Sanggau sempat terdeteksi memiliki hingga 1.000 titik hotspot dalam satu hari. Namun, setelah dilakukan verifikasi lebih lanjut, jumlah yang terkonfirmasi turun menjadi 244 titik.
"Kami melakukan verifikasi secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya. Hasilnya, dari ribuan titik yang terdeteksi awalnya, hanya 244 hotspot yang benar-benar terverifikasi," ungkap Budi.
Budi menjelaskan bahwa munculnya hotspot di Kabupaten Sanggau disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pantulan panas dari permukaan bumi, pancaran logam, panas air, dan suhu udara yang memang tinggi.
Dalam menghadapi kondisi ini, BPBD Kabupaten Sanggau sudah menerapkan strategi khusus.
"Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memetakan situasi, terutama di musim hujan ini. Baru-baru ini, lima kecamatan di Sanggau mengalami banjir, dan kami tetap sigap dalam menangani bencana seperti Karhutla, banjir, serta tanah longsor," jelasnya.
Upaya ini menunjukkan komitmen BPBD Kabupaten Sanggau dalam menjaga wilayah dari berbagai ancaman bencana, sekaligus terus melakukan pengawasan dan penanganan hotspot secara berkelanjutan. (Tk)