Sedikitnya dilaporkan 41 orang tewas dan 82 lainnya luka-luka dalam insiden kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, pada Rabu (8/9) dini hari.
Diwawancarai VOA melalui telepon, Kepala Humas dan Protokol Dirjen Pemasyarakatan Rika Aprianti mengatakan “sedikitnya 40 tewas, 8 dirawat di RSUD Tangerang, 30 dirawat di klinik Lapas, sisanya (44 orang.red) masih dirawat di masjid di lapas ini.” Lapas Kelas I Tangerang dihuni oleh 2.072 narapidana, sementara khusus Blok C dihuni 122 narapidana.
Ditambahkannya, kebakaran berawal di Blok C Lapas Kelas I Tangerang sekitar pukul 01.50 WIB.
Lebih jauh Rika mengatakan “prioritas utama kami saat ini adalah merawat para korban.” Sementara penyebab kecelakan menurutnya “masih dalam penyelidikan.”
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan dua dari korban tewas adalah warga negara asing, masing-masing dari Afrika Selatan dan Portugal. Ia memastikan penjara beroperasi dalam keadaan kelebihan kapasitas ketika kebakaran terjadi. Sel dikunci pada saat itu, kata Yasonna, tetapi dengan api yang berkobar tak terkendali, "beberapa kamar tidak bisa dibuka."
"Kami bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mencari penyebab kebakaran dan tentu saja merumuskan strategi pencegahan agar bencana besar seperti ini tidak terjadi lagi," kata Yasonna dalam sebuah pernyataan, Rabu (8/9), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sebelumnya Rika Aprianti mengatakan sebanyak 122 narapidana ditahan karena pelanggaran terkait narkoba. Mereka ditempatkan di sebuah blok yang dibangun untuk menampung 38 orang.
Penjara di Tanah Air terkenal penuh sesak. Menurut data pemerintah pada September, penjara di Tangerang menampung lebih dari 2.000 narapidana secara total. Angka tersebut jauh melebihi kapasitasnya yang hanya 600. [em/rs/ah]
Sumber : VOA