-->

Kontribusi Sektor Perkebunan Sangat Dominan Untuk Pemulihan Ekonomi Kalbar

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Salah satu narasumber dari Akademisi Untan Prof. Dr. Eddy Suratman saat menyampaikan materi. 
Pontianak, Suaraborneo.id - Pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Ronny Kusuma, melantik Ketua dan pengurus AMSI Provinsi Kalimantan Barat periode tahun 2022-2025, bertempat di Hotel Mercure Pontianak. Senin (5/9/2022).

Dalam kegiatan ini juga dirangkaikan dengan seminar dengan tema, Tata Kelola Industri Sawit dan Komitmen Penerapan Sawit Berkelanjutan di Kalimantan Barat dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar dengan menghadirkan beberapa narasumber.

Salah satu narasumber dari Akademisi Untan Prof. Dr. Eddy Suratman menyampaikan materi, Keberlanjutan Industri Sawit sebagai pertumbuhan ekonomi Kalbar. 

Eddy Suratman mengatakan, setelah beberapa waktu menikmati harga komoditi Kelapa Sawit yang cukup tinggi ternyata harga komoditi perkebunan saat ini mulai cenderung mengalami penurunan dan hal ini mengakibatkan nilai tukar petani mulai menurun. 

"Ekonomi kita memang mulai pulih namun ada tekanan harga yang cenderung  menurun paling cepat yakni disektor  perkebunan. Turunnya harga tersebut dikarenakan digereknya harga CPO internasional," katanya. 

Eddy Suratman menjelaskan pemulihan ekonomi Kalbar sangat ditopang oleh sektor perkebunan, pertumbuhan ekonomi Kalbar saat  ini mencapai 4,45 persen ditriwulan kedua tahun 2022 dan sekitar 0,93 persen dari 4,45 tersebut merupakan kontribusi sektor perkebunan. 

"Jadi hampir 1 persen dari 4,45 persen merupakan kontribusi sektor perkebunan dan kalau dilihat dari total perekonomian Kalbar saat ini ada sekitar 11,74 persen  kontribusi sektor perkebunan, sektor perkebunan di Kalimantan Barat kontribusinya lebih dari tiga kali lipat sektor Perternakan," jelasnya. 

"Kontribusi sektor perkebunan yang paling besar khususnya komoditi Kelapa Sawit bisa dilihat dari luas lahan, produksi maupun nilai," tambahnya. 

Eddy Suratman juga mengatakan masalah cenderungnya penurunan harga pada saat ini bisa diperkecil jika proses industrialisasi berjalan normal. 

"Tidak akan meningkat kontribusi sawit dalam menopang perekonomian jika industrialisasi tidak menjadi komitmen bersama untuk dilakukan sekarang dan dimasa depan. Jadi kedepannya industrialisasi sangatlah penting," pungkasnya. (Novi/adv).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini