-->

Prolanis dan Penyakit Kronis

Editor: Antonius
Sebarkan:

dr. Apriana Clara

LANDAK,suaraborneo.id-Prolanis adalah singkatan dari Program Pengelolaan Penyakit Kronis. Mengutip sumber dari BPJS Kesehatan, kegiatan Prolanis merupakan suatu bentuk kerjasama BPJS Kesehatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis. 

Untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Prolanis menggunakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi.

Kegiatan prolanis meliputi konsultasi medis atau edukasi kesehatan, home visit atau kunjungan tenaga  kesehatan ke rumah, reminder atau pengingat kepada peserta Prolanis untuk melakukan kunjungan kesehatan secara rutin, klub Prolanis, dan pemantauan status kesehatan. 

Kegiatan prolanis merupakan kegiatan yang berfokus dalam pengelolaan penyakit kronis. Penyakit kronis merupakan penyakit atau gangguan kesehatan yang berlangsung lama, biasanya lebih dari 1 tahun. Jenis penyakit ini sering tidak disadari sampai kondisinya sudah terlanjur parah, dan tidak jarang berujung pada kematian.

Gaya hidup kurang sehat, seperti jarang berolahraga, makan sembarangan, konsumsi alkohol, merokok, paparan polusi udara, kurang istirahat, stres berkepanjangan dan obesitas, berpotensi menimbulkan penyakit kronis.

Menurut survei Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), sebanyak 24,6% penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia memiliki riwayat penyakit kronis. Dari kelompok lansia dengan riwayat tersebut, mayoritasnya atau 37,8% memiliki penyakit hipertensi, kemudian 22,9% memiliki penyakit diabetes, 11,4% penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya sebanyak 11,9%.  

Akan tetapi, di masa sekarang ini, penyakit kronis tidak hanya diderita oleh lansia saja tetapi juga oleh orang muda di kelompok usia produktif yaitu usia antara 25–50 tahun.

Dikutip dari salah satu situs Kedokteran,  Selain perjalanan penyakit yang lebih lama, penyakit kronis juga terbilang lebih kompleks dan dapat menyebabkan kondisi seseorang semakin melemah secara bertahap dan berujung pada kematian.

Adapun yang termasuk penyakit kronis yang sering diderita oleh sebagian besar penduduk Indonesia,  antara lain: 

1. Hipertensi ( tekanan darah tinggi )

2. Diabetes Melitus ( kencing manis ) 

3. Stroke 

4. Gagal Jantung 

5. Gagal Ginjal Kronis 

6. Kanker  

7. Gangguan Obstruksi Paru Kronis (COPD)

1. Hipertensi 

Pada 95 persen kasus, penyebab hipertensi tidak diketahui. Sedangkan 5 persen lainnya mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, penyakit ginjal atau penyempitan pembuluh darah tertentu. 

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal jika tidak diobati. Umumnya, hipertensi disebabkan oleh penuaan. 

Namun, akhir-akhir ini hipertensi juga banyak dialami oleh kelompok usia produktif yang tergolong masih muda, akibat masalah metabolisme, seperti obesitas. Biasanya, masalah metabolisme diawali oleh gaya hidup yang tidak sehat, misalnya jarang berolahraga, kebiasaan makan yang tidak sehat, dan merokok. 

Pada tahun 2018, jumlah penderita hipertensi berusia produktif di Indonesia mencapai 34,1 persen. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 25,8 persen. Penyakit kronis ini umumnya tidak bergejala. Biasanya, gejala hipertensi baru muncul bila tekanan darah penderitanya sudah sangat tinggi.

Gejala yang dapat muncul, yaitu sakit kepala, lemas, gangguan penglihatan, nyeri dada, dada berdebar, dan sesak napas. Hipertensi merupakan kontributor utama penyakit jantung dan stroke, penyebab pertama dan ketiga kematian dan bertanggung jawab terhadap 57 juta kecacatan di dunia. Sekitar 26 persen populasi dunia (972 juta) menderita hipertensi.

2. Diabetes Melitus 

Dalam beberapa tahun terakhir, diabetes menjadi salah satu pemimpin penyakit kronis yang menyebabkan sekitar 4 juta orang meninggal menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF).

Diperkirakan 425 juta termasuk 1,1 juta anak-anak menderita diabetes di dunia. Diabetes Melitus kencing manis ada di urutan ketiga dalam daftar penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh kelompok usia produktif di Indonesia. 

Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dan menyebabkan penderitanya mudah haus dan lapar, serta sering buang air kecil dan jika gula darah tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut di berbagai system organ di dalam tubuh.

Beberapa diantaranya komplikasi yang sering timbul, seperti komplikasi pada mata berupa pandangan kabur, pada kulit berupa luka yang sulit sembuh dan komplikasi pada system saraf seperti munculnya sensasi kesemutan, perih, atau mati rasa.

3. Stroke 

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke jaringan otak terganggu akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Salah satunya adalah kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak dan garam sehingga menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Penderita stroke dalam kelompok usia produktif di Indonesia pada tahun 2018 mengalami peningkatan hingga 10,9 persen. Meskipun jumlah penderitanya masih jauh lebih sedikit daripada penderita hipertensi, stroke dapat menimbulkan gejala sisa yang jauh lebih merugikan, seperti kelumpuhan dan gangguan bicara (afasia), serta berbagai komplikasi stroke yang bisa berakibat fatal. 

4. Gagal jantung

Gagal jantung merupakan penyakit kronis pada jantung  yang menyebabkan terjadinya gangguan kerja jantung dalam memompa darah. Gejala utama gagal jantung adalah sesak napas, cepat lelah, serta pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki. Gejala ini dapat berkembang secara bertahap dan dapat semakin memberat jika tidak ditangani dengan baik.   

5. Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap dan menetap. Kondisi ini bisa juga diawali dengan gagal ginjal akut yang tidak tertangani.

Gejala gagal ginjal kronis meliputi pembengkakan pada tungkai, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi ( hipertensi ) yang tidak terkendali.  

6. Kanker

Kanker adalah jenis penyakit kronis dengan angka kematian yang cukup tinggi. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga baru terdeteksi ketika kanker sudah memasuki tahap yang berat atau stadium lanjut.

Gejala kanker yang muncul tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terkena. Namun, secara umum, penderita kanker biasanya dapat mengalami beberapa tanda dan gejala berupa: muncul benjolan di bagian tubuh tertentu, nyeri di salah satu bagian tubuh, penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas, demam berkepanjangan, lemas dan mudah lelah, batuk kronis, mudah memar atau sering mengalami perdarahan secara spontan, misalnya mimisan atau BAB berdarah. 

Penyakit kronis ini perlu dideteksi sejak dini dengan pemeriksaan skrining kanker. Penentuan jenis penanganan akan disesuaikan dengan kondisi penderita serta jenis dan stadium kanker.  

7. Penyakit  Paru Obstruktif Kronis (PPOK)  

Gangguan Obstruksi Paru Kronis (PPOK) adalah penyakit peradangan paru kronis yang menyebabkan saluran pernafasan dari paru-paru terganggu. Gejala yang timbul berupa batuk yang tidak kunjung sembuh yang dapat disertai dahak, nafas tersengal-sengal terutama saat melakukan aktivitas fisik, mengi (bengek), lemas, nyeri dada, dan pembengkakan di tungkai dan kaki . 

Penderita PPOK berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, kanker paru-paru dan berbagai kondisi lainnya. Penyebab utama disebabkan paparan asap rokok (baik perokok aktif atau pasif).

Faktor risiko lainnya termasuk paparan polusi udara di dalam dan di luar ruangan dan pekerjaan berdebu dan berasap lainnya. PPOK tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan tersedia untuk meringankan gejala, meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan risiko kematian. 

Berhenti merokok adalah satu langkah penting. tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok pada tahap penyakit apapun. Kerusakan yang terjadi tidak dapat diperbaiki, tetapi ini akan membantu mencegah progresivitas PPOK dan komplikasi terkait lainnya. 

Bagaimana Menghadapi Ancaman Penyakit Kronis untuk mencegah penyakit kronis, tentunya kita harus menerapkan pola hidup yang sehat, yaitu dengan rutin berolahraga, aktif bergerak, makan makanan yang sehat,  minum air putih sesuai anjuran kesehatan, beristirahat yang cukup, hindari stress, menjaga berat badan ideal, hindari konsumsi alkohol dan rokok baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif, hindari paparan polusi udara, serta kontrol kesehatan secara teratur. 

Dalam penanganannya, penyakit kronis memerlukan tatalaksana dalam jangka waktu panjang yang memerlukan keteraturan dalam mengonsumsi obat dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Menderita penyakit kronis juga bisa sangat membebani kondisi finansial. Ditambah lagi, proses perawatan dan pemulihan jangka panjang juga memerlukan biaya yang cukup besar. 

Misalnya saja, perawatan untuk penyakit kronis yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), biaya pengobatan yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp150 juta atau bahkan lebih. 

Jadi dengan alasan tersebut, lebih baik kita memiliki kesadaran sejak dini untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit-penyakit kronis.  Bagi individu yang telah menderita penyakit kronis, diharapkan dapat berperan aktif dalam pengelolaan penyakit yang dialami agar tidak jatuh ke dalam tahap komplikasi yang lebih berat. 

Salah satu layanan kesehatan yang dapat diikuti secara aktif untuk meningkatkan kesehatan bagi para penderita penyakit kronis adalah layanan kegiatan Prolanis yang dapat dijangkau di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)  terdekat. 


Penulis : Clara






Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini