SANGGAU, (Suaraborneo.id) – Pemerintah Kabupaten Sanggau menargetkan sebanyak 182 ribu peserta didik dari 663 sekolah tingkat SD hingga SMA mendapatkan layanan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini digulirkan sebagai upaya deteksi dini berbagai masalah kesehatan pada anak sekolah, sekaligus mendukung terwujudnya generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.Layanan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) peserta didik dari 663 sekolah tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Sanggau. (Foto:tk)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, menjelaskan bahwa program CKG bagi pelajar telah dimulai sejak awal tahun ajaran baru 2025/2026.
“Tujuan utama program ini adalah agar kita dapat mengetahui sejak dini kondisi kesehatan anak sekolah, sekaligus memantau tren penyakit yang mereka alami,” ungkap Ginting saat ditemui, Jumat (15/8/2025).
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan kesehatan akan segera ditindaklanjuti oleh pihak sekolah, puskesmas, maupun tenaga medis terkait. Sejauh ini, sejumlah temuan umum meliputi kasus karies gigi yang dialami lebih dari 50 anak di beberapa sekolah, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, serta anemia.
Selain memeriksa kesehatan siswa, Dinas Kesehatan juga memastikan faktor pendukung lingkungan sekolah harus memenuhi standar kesehatan. Hal ini mencakup ketersediaan air bersih, kebersihan kantin sekolah, serta pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) secara optimal.
“Siswa kita periksa kesehatannya, air bersih harus terjamin, kantin sekolah juga harus bersih. Semua ini penting untuk mencegah penyakit,” tegasnya.
Ginting berharap dukungan penuh dari para tenaga pendidik, orang tua, serta pihak sekolah dalam menyukseskan program ini. Ia menekankan bahwa CKG merupakan bagian dari program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan kesehatan anak bangsa sebagai prioritas pembangunan sumber daya manusia.
Dengan cakupan sasaran yang luas, Pemkab Sanggau optimistis program ini dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan pelajar di daerah, sekaligus menurunkan angka gangguan kesehatan yang dapat menghambat proses belajar mengajar. (tk)