-->

KKG Gugus 6 Sungai Ambawang Gelar KP3 Intervensi Pola Pikir: Dorong Guru Bermental Tumbuh demi Pendidikan Berkualitas

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Kegiatan Kelompok Program Pengembangan Profesional (KP3) Intervensi Pola Pikir. (Foto:ms)

KUBU RAYA, (Suaraborneo.id) – Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah dasar, Gugus 6 Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Sungai Ambawang menggelar kegiatan Kelompok Program Pengembangan Profesional (KP3) Intervensi Pola Pikir. Kegiatan ini berlangsung di SDN 03 Sungai Ambawang, Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Senin (4/8/2025).

Kegiatan diikuti oleh guru-guru dari enam sekolah anggota Gugus 6, yaitu SDN 14, SDN 32, SDN 39, SDN 03, SDN 33, dan SDN 32. Fokus utama kegiatan adalah penguatan konsep Growth Mindset atau pola pikir bertumbuh, yang diyakini mampu membentuk guru yang kreatif, adaptif, dan berorientasi pada pengembangan potensi siswa.

Ketua Gugus 6, Kusrini, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa perubahan pola pikir guru adalah langkah penting untuk menjawab tantangan pendidikan masa kini.

“Guru bukan sekadar penyampai materi. Guru adalah fasilitator, motivator, sekaligus inspirator bagi siswanya. Dengan pola pikir bertumbuh, guru akan selalu mencari cara terbaik untuk memotivasi, membimbing, dan mendidik anak-anak kita agar mereka berani mencoba, pantang menyerah, dan siap menghadapi tantangan,” ujar Kusrini.

Kusrini menambahkan, pola pikir bertumbuh akan membuat guru tidak cepat menyerah ketika menghadapi hambatan, baik dalam proses mengajar maupun dalam mengembangkan kompetensinya.

Ketua KKG Kecamatan Sungai Ambawang, Kasianus, S.Pd.SD, menilai bahwa pelatihan ini relevan dengan kebutuhan guru di era pembelajaran abad 21.

“Pendidikan saat ini menuntut guru untuk berpikir terbuka dan selalu siap belajar. Intervensi pola pikir ini membantu guru melihat setiap kesulitan sebagai peluang untuk berkembang. Dengan demikian, kualitas pembelajaran akan meningkat, dan pada akhirnya berdampak pada prestasi siswa,” jelas Kasianus.

Kasianus juga berharap setiap guru yang mengikuti kegiatan ini dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing dengan membagikan ilmu yang diperoleh kepada rekan sejawat.

Salah satu peserta kegiatan, Eva Susanti, mengaku mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana membangun mental positif baik untuk dirinya sendiri maupun untuk siswanya.

“Materi tentang Growth Mindset sangat membuka pikiran saya. Ternyata banyak kebiasaan yang selama ini tanpa sadar kita lakukan justru membentuk pola pikir tetap (fixed mindset). Setelah pelatihan ini, saya termotivasi untuk mencoba strategi baru, seperti memberi apresiasi pada usaha siswa, bukan hanya pada hasil akhirnya,” ungkap Eva.

Eva menilai bahwa perubahan kecil dalam cara guru memberi motivasi dan mengelola pembelajaran dapat membawa pengaruh besar terhadap perkembangan siswa.

Dalam kegiatan ini, para guru mempelajari perbedaan antara pola pikir tetap dan pola pikir bertumbuh, cara mengubah pola pikir, serta contoh penerapan di kelas. Beberapa prinsip penting yang ditekankan antara lain: Melihat tantangan sebagai peluang belajar, Menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses menuju keberhasilan, Memberikan umpan balik yang membangun, Mengapresiasi usaha siswa, bukan hanya hasil.

Materi pelatihan juga mengajak guru untuk menginternalisasi suara positif yang mendukung optimisme dan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan.

Melalui KP3 Intervensi Pola Pikir ini, Gugus 6 KKG berharap para guru tidak hanya memahami konsep growth mindset, tetapi juga menerapkannya secara konsisten di kelas. Dengan demikian, akan tercipta budaya belajar yang sehat, di mana guru dan siswa sama-sama berani mencoba, tidak takut gagal, dan selalu mau belajar.

“Kalau guru sudah memiliki pola pikir bertumbuh, maka siswa pun akan tertular semangatnya,” tutup Kusrini. (MS)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini