Sekadau, (Suaraborneo.id) – Malam puncak pemilihan Bujang dan Dara Gawai menjadi sorotan dalam rangkaian acara Gawai Dayak ke-XIV Kabupaten Sekadau tahun 2025 yang digelar pada Jumat malam, 25 Juli 2025. Sebanyak 19 finalis tampil memukau dalam ajang bergengsi yang menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Dayak di Kabupaten Sekadau.Finalis Bujang dan Dara Dayak ke-XIV Kabupaten Sekadau Tahun 2025. (Foto:asm)
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Sekadau, Aron, didampingi istri sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau, Ny. Susilawati Aron. Hadir pula Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sekadau, Jefray Raja Tugam beserta jajaran, Ketua Panitia Gawai Dayak XIV, Radius, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sandae, Ketua GOW Sekadau Ny. Wiwin Atriana Subandrio, serta istri Ketua DPRD Provinsi Kalbar, Ny. Vixima Heri Supriyanti Aloysius.
Setelah melalui proses panjang, termasuk masa karantina, penjurian, dan penampilan di atas panggung, dewan juri akhirnya mengumumkan pemenang. Mewakili juri, Kornelia Meilinda Betsyeba menegaskan bahwa penilaian tidak hanya didasarkan pada penampilan malam itu, tetapi juga mencakup disiplin, etika, dan karakter selama masa karantina.
“Kita ingin memilih Bujang dan Dara yang tidak hanya tampil baik malam ini, tapi juga mampu bekerjasama dengan DAD dan pemerintah daerah dalam mempromosikan serta melestarikan budaya Dayak. Harapannya, tanggung jawab ini tidak berhenti dalam masa jabatan satu tahun, tapi menjadi bagian dari komitmen seumur hidup,” ujarnya.
Gelarnya sebagai Bujang Gawai 2025 diraih oleh Joga Dwi Ladipa dari DAD Belitang Hilir (nomor tampil 6), sementara gelar Dara Gawai 2025 diraih oleh Feni Andrea dari Sanggar Pungak Lainggan (nomor tampil 3). Keduanya menerima piagam, piala, dan uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi mereka.
Penghargaan dan penyematan selendang kehormatan dilakukan langsung oleh Bupati Sekadau dan Ketua TP PKK, disaksikan Ketua DAD Sekadau serta Ketua Panitia Gawai Dayak XIV. (red)