![]() |
Sekretaris Daerah Malinau, Ernes Silvanus,. |
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dari tahun 2021 hingga 2024, ditemukan delapan desa yang hingga kini belum pernah mengirimkan peserta, sehingga ditetapkan sebagai prioritas pada tahun ini.
Kedelapan desa tersebut berada di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Pujungan yang meliputi Desa Long Pua, Long Paliran, Long Bena, dan Long Belaka Pitau, Kecamatan Malinau Selatan Hulu dengan Desa Long Lake dan Long Rat, Kecamatan Malinau Selatan yang mencakup Desa Punan Rian serta Kecamatan Sungai Boh yaitu Desa Long Top.
Sekretaris Daerah Malinau, Ernes Silvanus, menjelaskan, belum adanya peserta dari desa-desa tersebut umumnya disebabkan karena tidak adanya lulusan SMA di beberapa wilayah tersebut.
"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan. Kita perlu menggali penyebabnya, apakah karena jumlah penduduk yang sedikit, atau karena masih ada pandangan bahwa sekolah cukup sampai SMP," ujarnya.
Ia menegaskan, meski delapan desa menjadi prioritas, program ini tetap terbuka untuk seluruh desa di Malinau. Penjaringan peserta akan dilakukan sesuai ketentuan yang akan diumumkan kemudian.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Program Desa Sarjana Unggul kini juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat, seperti tenaga kesehatan.
"Contohnya dokter, itu sangat penting, apalagi wilayah kita luas dan akses ke layanan kesehatan masih menjadi tantangan. Maka kebutuhan dokter ini akan menjadi fokus pengembangan ke depan," jelas Ernes.
Pemerintah juga akan menggencarkan edukasi kepada masyarakat agar pentingnya pendidikan dapat dipahami dan diterima, terutama oleh para orang tua.
"Program ini bukan hanya tentang menguliahkan anak-anak desa, tetapi menyiapkan generasi yang akan kembali dan membangun desanya sendiri," pungkasnya.
Dengan langkah ini, Pemkab Malinau berharap pendidikan tinggi tidak lagi menjadi sesuatu yang jauh dari jangkauan masyarakat desa, melainkan menjadi bagian dari strategi besar pembangunan daerah. (gun)