Tradisi Roah: Syukuran dan Silaturahmi Keluarga

Editor: Antonius
Sebarkan:

Foto bersama para acara roah di Saboro (foto Antonius)
LANDAK, suaraborneo.id - Musim Roah atau syukuran padi menjadi momen yang sangat penting oleh masyarakat petani.

Pada Minggu, 21 April 2024, masyarakat Seboro desa Rabak kecamatan Sengah Temila  berkumpul untuk merayakan tradisi Roah, yang merupakan ajang syukuran setelah panen padi dan kesempatan untuk bertemu keluarga serta menjalin silaturahmi.

Roah merupakan tradisi yang diwariskan turun temurun dan menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat setempat. Setelah panen padi berhasil dilakukan, masyarakat pun mengadakan acara syukuran di rumah masing-masing, dimana mereka mengundang saudara dan kerabat untuk berkunjung dan menikmati hidangan pesta padi.

"Kami senang bisa mengundang keluarga dan kerabat untuk datang berkunjung ke rumah kami dalam acara syukuran setelah panen padi," ujar Mardiana, seorang warga Saboro, kepada saudara yang hadir dalam acara Roah tersebut.

Tidak hanya di desa Saboro, beberapa desa lain di kecamatan Sengah Temila juga mengadakan acara Roah. Hal ini membuat suasana menjadi ramai dengan warga saling berkunjung dan merayakan pesta padi bersama.

Pak Tali, salah seorang tokoh masyarakat, menjelaskan bahwa Roah dilaksanakan secara bergiliran setiap desa.

"Masyarakat lain dan keluarga bisa berkunjung dan merayakan bersama. Ini merupakan bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah yang diperoleh oleh masyarakat setempat," katanya.

Tradisi Roah tidak hanya menjadi ajang syukuran, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan kerabat. Semoga tradisi yang berakar kuat ini terus terjaga dan menjadi warisan budaya yang berharga bagi generasi selanjutnya.(Anton)




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini