Sekadau, Termasuk Daerah dengan Penurunan IPH Terdalam pada Minggu Ke- IV

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Rapat Koordinasi Daerah Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, Puasa dan Idul Fitri 1445 H, di Hotel Ibis Pontianak, Rabu (6/3/2024). Foto:ist
PONTIANAK||Suara Borneo - Mewakili Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat, Christianus Lumano, membuka Rapat Koordinasi Daerah Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, Puasa dan Idul Fitri 1445 H, di Hotel Ibis Pontianak, Rabu (6/3/2024).

Dalam sambutannya, Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat, Christianus Lumano, menyampaikan bahwa saat ini sudah hampir memasuki masa menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), puasa dan Idul Fitri 1445 H. Memasuki bulan puasa tentu sangat berkaitan dengan ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan tidak luput dari inflasi.

Seperti kita ketahui, dari 5 (lima) daerah yang menjadi perhitungan inflasi di Kalimantan Barat, Kota Pontianak dan Kabupaten Ketapang mengalami penurunan dari bulan Januari. Tiga daerah lain, yaitu Kabupaten Sintang, Kayong Utara, dan Kota Singkawang mengalami peningkatan. Tingkat inflasi m-to-m tertinggi terjadi di Kabupaten Kayong Utara sebesar 0,36% dan terendah di Kabupaten Ketapang sebesar 0,01%. Sementara tingkat inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Ketapang sebesar 3,5% dan terendah di Kota Pontianak sebesar 2,05%.

Dari peninjauan barang kebutuhan pokok di berbagai ritel modern di wilayah Kota Pontianak pada 26 Februari lalu didapati hasil yang menunjukkan adanya kenaikan harga barang, namun pasokan atau distribusi terpantau lancar. Begitu juga dengan pasokan beras di gudang Bulog Sungai Raya dan gudang beras PT. Duta Pangan Mandiri di Parit Bugis Kubu Raya, hasilnya menunjukkan bahwa distribusi atau pasokan terpantau lancar dan mencukupi.

"Guna menjaga kestabilan harga barang, saya mengimbau agar kita dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan panic buying. Mari kita mengedukasi masyarakat agar belanja dengan bijak sesuai kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki," pintanya.

Selain itu, daerah lain yang tidak menjadi perhitungan inflasi, dilakukan perhitungan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang mengukur perubahan harga-harga 20 komoditas pangan. Adapun komoditas yang memiliki andil perubahan harga terbesar yakni cabai rawit, beras dan cabai merah. Sedangkan daerah dengan kenaikan IPH terbesar pada minggu ke- 4 Bulan Februari 2024, yaitu Melawi (2,882%), Sanggau (1,647%) dan Landak (1,550%) serta daerah - daerah dengan penurunan IPH terdalam pada minggu ke- IV Februari 2024,  yakni Sekadau (-2,143%), Kubu Raya (-0,702%) dan Mempawah (-0,342%).

"Saya berharap kepada daerah - daerah yang mengalami kenaikan terbesar untuk melakukan langkah - langkah agar dapat menstabilisasikan harga – harga, dan bagi daerah yang mengalami penurunan terdalam untuk tetap menjaga daya beli masyarakat. Apalagi menjelang puasa dan Idul Fitri 1445 H, masyarakat kita memiliki budaya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang lebih," harap Lumano.

Kemudian Christianus Lumano menghimbau melalui rapat koordinasi daerah ini, diharapkan perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota terkait dapat melakukan pemantauan bapokting secara terencana dan sistematis dan sesuai standar, menggunakan anggaran terkait penanganan inflasi dengan sebaik-baiknya. Kepada para pelaku usaha dimohon dukungannya untuk dan menjaga harga pada tingkat wajar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tak hanya itu, ia juga mengimbau kepada perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak melakukan penimbunan barang dalam rangka spekulasi menjelang dan pada saat periode puasa dan Idul Fitri 1445 H, melakukan antisipasi penyediaan pasokan menjelang puasa dan Idul Fitri 1445 H, baik dari sisi jumlah maupun ketepatan waktu pendistribusian barang ke- gudang dan pasar serta membantu pemerintah dalam penyelenggaraan operasi pasar baik di provinsi maupun daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Syarif Kamaruzaman, mengungkapkan tujuan dari rapat koordinasi daerah ini untuk menyamakan persepsi dan saling bertukar informasi dalam rangka mengendalikan dan distribusi barang kebutuhan pokok di wilayah Kalimantan Barat menjelang hari besar keagamaan nasional puasa dan Idul Fitri 1445 H.

"Peserta kegiatan Rapat Koordinasi ini lebih kurang 100 peserta yang terdiri dari Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Dinas yang membidangi Perdagangan dan Ketahanan Pangan di -14 (empat belas) kabupaten/kota se- Kalimantan Barat dan beberapa Instansi Vertikal, BUMN Asosiasi dan Pelaku Usaha," ungkap sosok yang kini juga mengemban amanah sebagai Pj Bupati Kubu Raya tersebut.(adpim)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini