-->

Kampus Merdeka Fair Hadir Menyapa Sivitas Akademika di Kota Khatulistiwa

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Kegiatan Kampus Merdeka Fair di Untan. Foto:ist
Pontianak, Suaraborneo.id - Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak menjadi tuan rumah ketiga Kampus Merdeka Fair setelah Universitas Negeri Padang dan Universitas Negeri Yogyakarta. Gelaran Kampus Merdeka Fair singgah di Kota Khatulistiwa selama dua hari, yaitu pada tanggal 26 - 27 Oktober.

Roadshow enam kota ini adalah sebuah ajang untuk memperdalam pengenalan publik tentang kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sekaligus menggelorakan semangat kolaborasi yang diperlukan bagi pengembangan program-program flagship serta program Kampus Merdeka Mandiri. Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan sejumlah perguruan tinggi, mitra industri, serta mahasiswa. 

“Tiga tahun terakhir ini kita sudah bergotong-royong, bergerak serentak membawa perubahan pada sistem pendidikan kita melalui gerakan merdeka belajar. Untuk jenjang perguruan tinggi kita mendorong transformasi dengan MBKM yang pertama kali kami luncurkan Januari 2020,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutan yang disampaikan secara daring.

Nadiem mengungkapkan, tingginya tingkat partisipasi mahasiswa, perguruan tinggi, dan para mitra perusahaan maupun mitra perguruan tinggi luar negeri, menunjukkan tekad yang kuat dari para pemangku kepentingan untuk bertransformasi dan mempersiapkan generasi muda yang bisa membawa Indonesia melompat lebih tinggi.

Tekad dan semangat inilah yang harus dikuatkan dalam meniti perjalanan panjang memperbaiki dunia pendidikan tinggi Indonesia, dengan terus memaksimalkan berbagai aspek penyelenggaraan program MBKM. 

“Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita membuat inisiatif ini menjadi sustainable, di mana upaya-upaya untuk berkolaborasi dan bertransformasi itu bisa muncul dari kampus tanpa bergantung sepenuhnya kepada kementerian,” imbuhnya.

Program flagship MBKM meliputi program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Merdeka (KM), Wirausaha Merdeka (WMK), dan Praktisi Mengajar (PM). 

Selain keenam program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, mahasiswa juga dapat mengikuti program MBKM yang diselenggarakan secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi, atau yang disebut dengan Kampus Merdeka Mandiri. 

Tema Kampus Merdeka Mandiri memang menjadi salah satu fokus diskusi dalam Kampus Merdeka Fair. 

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, mengutarakan bahwa program-program flagship merupakan contoh atau model program yang dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya, instansi pemerintahan, perusahaan, atau mitra luar negeri. 

“Itulah kenapa kita menyelenggarakan MBKM di tingkat nasional, dengan harapan perguruan tinggi juga menyelenggarakan program yang diselenggarakan oleh masing-masing kampus yang juga bisa berkolaborasi lintas kampus. Dengan demikian maka ekosistem MBKM itu akan semakin menjangkau semuanya,” kata Nizam.

Kampus Merdeka Fair yang diselenggarakan selama dua hari menyuguhkan berbagai acara menarik. Acara hari pertama dibuka dengan penampilan tarian multi etnis kolaborasi tiga etnis besar di Kalimantan Barat, sebelum memasuki upacara pembukaan dan acara utama yaitu Sharing Session seputar Kampus Merdeka Mandiri dan program flagship MBKM serta sesi diskusi Collaborative Insight bagi perwakilan perguruan tinggi. 

Di hari kedua esok, para mahasiswa dapat mendengarkan cerita dari alumni empat program yang telah terselenggara sejak tahun 2021, yaitu IISMA, MSIB, PMM, dan KM. Mahasiswa juga bisa mengikuti pelatihan yang diberikan oleh para alumni, sebagai bekal mereka untuk mengikuti program MBKM di angkatan selanjutnya. 

Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Garuda Wiko, dalam kesempatan ini menyatakan komitmen perguruan tinggi ini dalam melaksanakan kebijakan MBKM, termasuk pelaksanaan Kampus Merdeka mandiri. 

Hingga saat ini 496 dosen dan 16.248 mahasiswa telah mengikuti program MBKM, atau mencapai 22 persen dari total mahasiswa. Kampus ini juga tengah menyiapkan Plaza MBKM sebagai pusat informasi, konsultasi, sosialisasi, serta rekognisi MBKM bagi mahasiswa.

“Kedepan, kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa akan sangat ditentukan pertumbuhan yang berbasis pada inovasi dan kolaborasi sebagai jawaban atas kerentanan dan risiko global. Kita semua tentu berharap pola belajar multi kanal melalui kebijakan MBKM dapat menjadi peta jalan mempersiapkan SDM unggul untuk Indonesia Maju,” pungkasnya. (TN).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini