-->

Waspada Terhadap Penularan Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Editor: Antonius
Sebarkan:


LANDAK, suaraborneo.id
- dr. Apriana Clara, menuliskan berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada bulan Maret 2022,  Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

 Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana melakukan skrining besar-besaran yang akan dilaksanakan tahun ini. 

Data terbaru dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes mengatakan dari estimasi 824 ribu pasien TBC di Indonesia Baru 49% yang ditemukan dan diobati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.  

Sebanyak 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. 

Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Sementara daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Meningkatnya kasus TBC di tanah air dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya informasi mengenai penyakit ini. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk mengetahui cara penularan TBC, sehingga kita dapat menghindari risiko terinfeksi dari orang yang sakit. 

Tuberkulosis adalah infeksi sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. 

Bakteri TBC memiliki karakteristik layaknya jenis bakteri pada umumnya, yaitu:

1. Mampu bertahan hidup di suhu rendah, antara 4 sampai minus 70 derajat Celcius pada waktu yang lama.

2. Kuman yang terpapar sinar ultraviolet secara langsung akan mati dalam beberapa menit.

3. Udara segar biasanya juga dapat membunuh bakteri dalam waktu singkat.

4. Bakteri akan mati dalam jangka waktu satu minggu jika terdapat di dalam dahak yang berada pada suhu di antara 30-37 derajat celcius.

5. Kuman bisa tidur dan tidak berkembang di dalam tubuh dalam waktu yang lama.

Ketika bakteri TBC masuk ke dalam tubuh, bakteri belum tentu langsung berkembang menjadi penyakit. Dalam sebagian besar kasus, kuman akan tidur dan tidak berkembang dalam jangka waktu tertentu. Kondisi tersebut dinamakan dengan TBC laten.

Menurut sebuah jurnal dari National Institute of Health tahun 2013, penularan penyakit tuberkulosis tidak terjadi melalui kontak fisik, seperti berjabat tangan atau menyentuh benda yang terkontaminasi bakteri penyebabnya. 

Penularan penyakit tuberkulosis umumnya terjadi melalui udara, yaitu ketika pengidapnya memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin. Saat itulah, bakteri penyebab tuberkulosis ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. 

Kemudian, udara yang membawa bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya. Bakteri Mycobacterium Tuberculosis umumnya menyerang paru-paru, meski bisa juga menyerang organ tubuh lain, seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, dan selaput otak.

Itulah sebabnya, orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan tuberkulosis adalah mereka yang sering bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan pengidap tuberkulosis. Misalnya, keluarga, teman sekantor, atau teman sekelas yang berada satu ruangan dalam waktu yang cukup lama dengan pengidap tuberkulosis.    

Agar kita lebih waspada terhadap penularan TBC, penting bagi kita untuk mengetahui gejala TBC seperti:

1. Batuk terus-menerus (selama lebih dari 3 minggu), biasanya disertai dahak. 

2. Badan lemas dan rasa kurang enak badan 

3. Nafsu makan menurun

4. Berat badan menurun 

5. Tampak pucat 

6. Sesak napas 

7. Nyeri pada dada

8. Sering berkeringat di malam hari meskipun tidak melakukan aktifitas Bagi penderita TBC paru aktif, Anda bisa membuat orang lain tertular jika:

1. Tidak menutup hidung dan mulut saat sedang batuk.

2. Tidak menjalani pengobatan TBC dengan tepat, misalnya tidak sesuai dosis atau berhenti sebelum habis.

3. Membuang dahak sembarangan  Mengetahui cara mencegah penularan TBC sangat penting untuk menjaga kesehatan sekaligus menghindari penyebaran penyakit lebih luas sehingga dapat meningkatkan produktifitas hidup sehari-hari.  

Berikut adalah berbagai hal yang dapat kita lakukan secara mandiri untuk menghindari penularan TBC, diantaranya: 

1. Mendapatkan vaksin BCG, terutama jika Anda memiliki bayi berusia di bawah 3 bulan

2. Menghindari faktor yang membuat Anda berisiko tertular TBC.

3. Menghindari kontak dekat dengan penderita TBC.

4. Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik dan mendapatkan sinar matahari yang cukup, agar tidak lembap dan kotor

5. Memilih pola makan yang sehat dan bergizi seimbang agar daya tahan tubuh tetap terjaga.

6. Menjalani gaya hidup yang sehat dengan rutin berolahraga dan menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol.  (Opn)

Penulis : Clara


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini