Anggota DPRD Bengkayang, Martinus Khiu Reses di Desa Karya Bakti

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Kegiatan Reses 

BENGKAYANG, suaraborneo.id - Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Kalbar, dari Fraksi Partai Demokrat, Martinus Khiu melakukan Reses di Desa Karya Bhakti, kecamatan Sungai Betung, Kamis (15/4). Kunjungan anggota DPRD kabupaten Bengkayang dari Fraksi Partai Demokrat tersebut guna menyerap aspirasi masyarakat melalui kegiatan reses yang merupakan amanah Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 161 huruf i, j dan k, seluruh Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang melaksanakan kegiatan reses guna menyerap aspirasi rakyat di Daerah Pemilihannya masing-masing. 


Warga Desa Karya Bhakti menyambut baik kegiatan reses ini dimana untuk menampung apa yang menjadi usulan-usulan warga diantaranya mengusulkan, Jembatan Melabuk, jalan penghubung Bengkuang-Rasau, Sapras pertanian, rabat beton lingkungan dan ruang kelas baru di Bengkuang. 


Turut hadir dalam kegiatan Reses tersebut:

1. Kepala Desa Karya Bakti

2. Sekretatis Kecamatan Sungai Betung

3. Ketua BPD dan Anggota BPD Desa Karya Bakti

4. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat

5. Babinkabtibnas Dan Babinsa Sungai Betung

6. Ketua-ketua kelompok tani

7. Warga Desa Karya Bakti


Selanjutnya Anggota DPRD Bengkayang dari fraksi Partai Demokrat, Martinus Khiu langsung menyikapi hal tersebut diatas termasuk masalah bibit pertanian. 


"Masalah-masalah bibit ini yang menjadi persoalan jadi kami dari pihak DPRD sudah memanggil kepala Dinas Pertanian, saya juga sudah mempertanyakan bibit apa yang diberikan kepada masyarakat. Bibit JH kok bisa jadi jahe, BIMA itu jadi bibit madam, jadi pada dasarnya bibit dikasih ke masyarakat itu tidak bagus, ibaratnya kita ini mau menipu masyarakat tetapi penjelasannya begini dari Dinas pertanian. Kadang-kadang bibit itu kan ada yang dari penggadaan bibit dari anggran kabupaten, kemudian ada itu penggadaan bibit dari pemerintah provinsi, kemudian bibit itu melalui anggaran APBN yang artinya bibit

itu dikirim dari Jakarta dikirim ke kita di kabupaten ini yang kadang-kadang menjadi persoalan oleh karena itu bagaimana caranya kedepan," ujarnya 


"Saya akan diskusikan dengan kepala desa, bagaimana kita ini bisa ada tempat dan ada lahan, nanti di situ kita jadikan tempat yang benar-benar untuk dijadikan produksi bibit yang betul-betul berkualitas, sehingga bibit ini nanti kita sebarkan ke masyarakat bukan bibit yang kita ibaratkan datang dari pontianak, yang datang dari Jakarta, kan kemaren saya langsung telpon kepala dinas pertanian yana sebenarnya sudah terbukti tidak ada barang penggadaan dari pusat dan penggadaan dari provinsi kalau ditempat kita tidak ada penggadaan pupuk ori. Pak Kadis bayangkan kita sudah capek-capek kita mengharapkan supaya hasilnya kita ada tiba-tiba yang kita pupuk itu pasir kalau itu pasir nyaman kita ambil pasir ke sungai tinggal kita pupuk pake pasir tidak perlu dibantu pemerintah kan seperti itu," tambahnya 


"Adapun persolaan-persoalan yang memang menurut saya pengendalian itu harus dikerjakan secara ekstra yang artinya sebelum kita menerima pupuk itu yang kita selidiki dulu jangan waktu kita nanti memupuk sawit lalu betunggu-tunggu, kenapa sawit saya hasilnya ngak bagus-bagus gimana mau bagus kalau pupuknya dari pasir," tutup Martinus Khiu. (Yupen/Rinto) 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini