Ketua DPRD Landak bersama anggota saat di lokasi jembatan gantung yang rusak |
LANDAK, suaraborneo.id – ketua DPRD Landak Heri Saman, mengunjungi jembatan gantung yang terpapar banjir diwilayah Desa Sepang, perbatasan Kabupaten Landak dan Kabupaten Mempawah, Jumat (18/09/2020).
Heri Saman didampingi Ketua Komisi A Cahyatanus, Ketua Komisi C Nikodemus dan Margareta bersama Kadis PUPRPERA Kabupaten Landak Erani beserta stafnya, BPBD Landak serta Camat Menjalin, Kepala Desa Rees dan Kepala Desa Sepang, untuk mengetahui kondisi terkini adanya sarana penunjang lalu lintas yang rusak parah disebabkan banjir beberapa waktu lalu.
Dikatakan Heri Saman, pihaknya turun langsung meninjau wilayah yang sempat terkena banjir serta melihat kondisi jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa Rees, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak dengan Desa Sepang, Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah.
Beberapa waktu lalu jembatan gantung ini diterjang banjir dan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga rawan untuk dilewati.
" Jembatan ini perlu dilakukan rehab bahkan jika memungkinkan maka diganti baru," kata Ketua DPRD Landak.
Heri Saman akan meminta kepada Bupati Landak dalam hal ini untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Pemerintah Kabupaten Mempawah, karena ini merupakan jembatan gantung yang menghubungkan dua kabupaten.
"Karena yang banyak lewat disini masyarakat kita, tentu bisa saja ini tugas Pemerintah Kabupaten Landak dan dapat juga diusulkan ke provinsi bersama-sama dengan pihak Kabupaten Mempawah bahkan jika perlu meminta bantuan pemerintah pusat supaya segera diperbaiki," pinta Heri Saman.
Menurutnya, dalam mengatasi hal ini dengan cepat bisa saja menggunakan anggaran tak terduga untuk penanganan akibat bencana alam( banjir ) yang ada tersedia di APBD kabupaten Landak T.A 2020 ini.
Nanti dinas terkait menghitung berapa jumlah dana yang diperlukan dalam menanganinya kemudian menyampaikannya kepada Bupati Landak dan Ketua DPRD Landak.
" Kita sangat setuju jembatan ini direhabilitasi karena kondisinya yang sangat memprihatikan,” pungkasnya.
Kepala Dinas PUPRPERA Kabupaten Landak Erani, yang mewakili Pemerintah Daerah turut serta untuk melihat kondisi jembatan gantung untuk pejalan kaki yang sempat viral pada salah satu akun medsos yang dilanda banjir untuk melakukan pemeriksaan fisik dari bangunan jembatan gantung tersebut.
"Kami melalui Ibu Bupati Landak diperintahkan untuk terjun langsung ke lokasi untuk memeriksa kondisi jembatan gantung dan secara fisik bangunan tersebut mengalami kerusakan berat yang sangat membahayakan pengguna kendaraan atau pejalan kaki saat melintasi jembatan tersebut,” ucap Erani
Selain itu Erani juga menyampaikan dalam waktu dekat akan segera membuat kajian dan menganalisa secara teknis dan biaya untuk dilakukan rehabilitasi.
“Karna intruksi dari ibu Bupati Landak harus segera membuat surat usulan hibah jembatan gantung ke kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia," ungkap Erani.
Sementara itu Kepala Desa Sepang, Ignasius Urada, menyampaikan bahwa jembatan yang berumur kurang lebih 30 tahun itu menghubungkan dua kabupaten antara Desa Rees Kecamatan Menjalin Kabupaten Landak Desa Sepang Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah, sering diterjang banjir.
"Kondisinya saat ini sudah tidak layak digunakan sebagai jalur transportasi, tetapi tetap digunakan karena merupakan satu-satunya jalan yang bisa dilalui," ujar Urada.
Dijelaskannya, pada bulan September ini terjadi dua kali banjir, puncak banjir pada tanggal 6 September 2020 terjadi hujan kurang lebih hampir satu minggu. Setelah surut terjadi hujan kembali kurang lebih dua malam, yang menyebabkan air naik lagi, sehingga saat ini membuat kondisi kerusakan jembatan tersebut menjadi semakin parah.
"Kami sudah melaporkan kondisi ini juga kepada Pemerintah kabupaten Mempawah dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Landak sudah memberikan perhatian khusus terhadap jembatan ini," jelas Urada.
Penulis : MC DPRD Landak/Anton
Editor : Asmuni