-->

Wisata Desa Picu Multiefek Ekonomi

Editor: Redaksi
Sebarkan:
Peluncuran Desa Wisata Syariah Binaan BLC oleh Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan 
KUBU RAYA, suaraborneo.id – Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, menjadi lokasi desa binaan Banking Learning Centre (BLC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak. Kegiatan Peluncuran Desa Wisata Syariah Binaan BLC tersebut dibuka langsung Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Gedung FEBI IAIN Pontianak, Sabtu (28/9). Selama dua hari mulai 28-29 September, dilakukan penanaman 2.500 bibit pohon dan mangrove oleh para mahasiswa.

“Ini menggerakkan pemuda, mahasiswa, dan kalangan inteletual pendidik, bagaimana memberikan semangat kepada masyarakat desa dengan cara yang massif. Mulai dari kegiatan-kegiatan pemberdayaan termasuk penanaman. Ini spirit untuk mengajak masyarakat melindungi daratan, garis pantai, dan pesisir,” tuturnya. “Menanam mangrove juga bagian dari cara untuk merasakan apa yang dirasakan masyarakat,” tambahnya.

Muda mengapresiasi kegiatan pembinaan yang dilakukan di Desa Sungai Kupah. Ia menilai hal itu sangat mendukung program pemerintah daerah  dalam membangun desa wisata. “Artinya, bagaimana seperti di Sungai Kupah ini bisa dilakukan upaya untuk percepatan-percepatan. Anak-anak muda di kampung itu bisa terlibat. Sehingga benar-benar akan ada lompatan ke depan,” ujarnya.

Menurut Muda, keterlibatan kaum muda sangat strategis. Karena sekaligus akan menjadi tenaga-tenaga pemasar destinasi wisata bersangkutan. Baik disadari maupun tidak. Dengan begitu, akan muncul daya tarik yang berujung datangnya khalayak ke destinasi tersebut. 

“Anak-anak muda ini kan jadi buzzer-buzzer juga. Mereka berswafoto mempromosikan destinasi tersebut. Tanpa disadari, itu mengajak semua orang sehingga menjadi magnet wisata,” sebutnya.

Dengan terbangunnya daya tarik wisata di desa-desa, maka akan ada multiefek ekonomi kepada warga setempat. Di mana mulai muncul kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif. 

“Orang kan akhirnya bisa membikin produk-produk makanan dan macam-macam lainnya yang bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Nah, di sinilah efek lanjutan yang kita kembangkan. Karena Pemkab Kubu Raya betul-betul memformat bagaimana kunjungan orang ke desa-desa. Semakin tinggi  tingkat kunjungan, tujuan efek ekonominya semakin dapat,” terang Muda.

Memajukan pariwisata daerah, Muda menyebut pentingnya ragam ide dan inovasi. Terlebih Kubu Raya diuntungkan secara geografis. Di mana Kubu Raya menjadi pintu masuk Kalimantan Barat dari udara, darat, dan air. Sehingga pengembangan wisata menjadi peluang besar. Bahkan mampu berdampak positif kepada daerah-daerah lainnya di Kalimantan Barat. 

“Sekarang ni memang kita kembangkan desa-desa menjadi destinasi wisata. Mudah-mudahan kolaborasi bersama masyarakat dan pemuda di desa menjadikan mereka sadar dan fokus,” ucapnya. 

Membangun wisata desa, Muda menyebut perlunya kreativitas dan inovasi. Apalagi di era digital serba cepat saat ini. Menurutnya, mahasiswa dan pemuda harus cekatan  dan fokus pada solusi. 

“Penanaman mangrove adalah untuk kepentingan generasi ke depan. Sama dengan apa yang diperjuangkan pendiri bangsa ini dahulu, yaitu menembus zaman untuk masa depan republik ini,” tegasnya. 

Terkait kegiatan penanaman mangrove, Muda bersyukur dengan potensi mangrove yang dimiliki Kabupaten Kubu Raya. Mangrove di Kubu Raya merupakan mangrove terluas kedua di Indonesia. Bahkan salah satu yang terlengkap di Asia Tenggara. Hutan mangrove Kubu Raya pernah mendapat predikat terbaik di dunia menurut versi majalah Linkers Citylink edisi Maret 2016 dan Ekspress Air Magazine. 

“Kita merasa bersyukur. Di mana-mana orang sering membanggakan potensi sumber daya alam seperti hasil tambang. Kalau saya berbangga dengan mangrove di Kubu Raya,” sebutnya.

Muda menyebut mangrove punya banyak manfaat. Seperti mencegah intrusi air laut, mencegah erosi dan abrasi pantai, pencegah dan penyaring alami, tempat hidup sejumlah satwa, dan pembentuk pulau serta penstabil daerah pesisir. 

“Mangrove ini adalah anugerah bagi kita. Makanya ketika daratan sudah semakin terkikis, orang akan panik dan barulah menanam mangrove,” katanya.

Penulis: Rio
Editor: Asmuni 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini