-->

Stunting Ancam Generasi Masa Depan, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Ilustrasi seorang anak penderita Stunting. (Foto:gemini AI)
Suaraborneo.id — Stunting masih menjadi isu kesehatan serius di Indonesia. Kondisi ini bukan sekadar masalah tinggi badan yang kurang, tetapi merupakan ancaman bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (sejak janin hingga anak berusia dua tahun).

Menurut data Kementerian Kesehatan, stunting memengaruhi perkembangan otak, kemampuan kognitif, dan kesehatan anak secara keseluruhan. Anak yang mengalami stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit, memiliki prestasi akademik yang rendah, dan produktivitas kerja yang kurang optimal saat dewasa.

Penyebab Utama Stunting

Stunting bukanlah masalah tunggal, melainkan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan. Penyebab utamanya adalah kurangnya asupan gizi yang berkualitas. Ini sering kali disebabkan oleh:

  • Asupan gizi ibu hamil yang tidak memadai: Gizi buruk pada ibu selama kehamilan akan berdampak langsung pada pertumbuhan janin.

  • Pemberian ASI eksklusif yang tidak optimal: Bayi tidak mendapatkan nutrisi lengkap dari ASI selama enam bulan pertama kehidupannya.

  • Pola makan yang tidak seimbang: Anak tidak mendapatkan protein, vitamin, dan mineral yang cukup setelah usia enam bulan.

  • Sanitasi dan lingkungan yang buruk: Akses air bersih yang terbatas dan kebiasaan buang air besar sembarangan meningkatkan risiko infeksi berulang pada anak, yang pada akhirnya memengaruhi penyerapan nutrisi.

  • Kurangnya edukasi tentang gizi: Orang tua, terutama ibu, belum memahami pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak.

Pencegahan Stunting: Dimulai Sejak Dini

Pencegahan stunting harus dimulai sejak jauh sebelum anak lahir. Berikut adalah langkah-langkah yang efektif untuk mencegahnya:

  1. Perbaikan Gizi Remaja Putri dan Calon Pengantin: Pastikan remaja putri mendapatkan nutrisi yang baik, termasuk suplementasi zat besi untuk mencegah anemia.

  2. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil: Ibu hamil harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin periksa kehamilan, dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sesuai anjuran dokter.

  3. Pemberian ASI Eksklusif: Berikan ASI saja kepada bayi hingga usia enam bulan.

  4. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang Tepat: Setelah enam bulan, berikan MPASI yang kaya nutrisi, seperti protein hewani (ikan, telur, ayam, daging), buah, dan sayur. Pastikan menu MPASI bervariasi setiap hari.

  5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Jaga kebersihan lingkungan, biasakan mencuci tangan dengan sabun, dan gunakan jamban yang sehat untuk mencegah infeksi pada anak.

  6. Edukasi dan Penyuluhan: Pemerintah dan tenaga kesehatan perlu terus mengedukasi masyarakat, terutama di daerah pedesaan, tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang benar.

Dengan penanganan yang komprehensif, mulai dari hulu hingga hilir, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, sehingga kita bisa menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa depan.

Sumber : berbagai sumber

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini