SINTANG, Suaraborneo.id – Bupati dan Wakil Bupati Sintang terpilih periode 2025-2030, Gregorius Herkulanus Bala dan Florensius Ronny, secara resmi mulai menempati rumah dinas mereka pada Kamis (6/3/2025). Bupati Sintang bersama keluarga tinggal di Pendopo Bupati Sintang, sementara Wakil Bupati Sintang bersama keluarga menempati Langkau Kita.Bupati dan Wakil Bupati Sintang terpilih periode 2025-2030, Gregorius Herkulanus Bala dan Florensius Ronny.
Prosesi kepindahan ini diawali dengan keberangkatan rombongan dari kediaman pribadi Gregorius Herkulanus Bala di Mungguk Serantung sekitar pukul 08.15 WIB. Setibanya di Kompleks Pendopo Bupati Sintang, mereka disambut dengan atraksi silat kuntau serta tarian khas sub suku Dayak Desa.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan budaya setempat, dilakukan berbagai prosesi adat di gerbang pendopo, seperti pengalungan kain tenun sal, injak batu telur, besampi, serta pemotongan hompong. Rangkaian ritual berlanjut dengan mengelilingi pendopo sebanyak tiga kali, menombak babi, menyembelih ayam, hingga pembukaan pintu pendopo sebagai simbol resmi memasuki rumah dinas.
Bupati Sintang Gregorius Herkulanus Bala menyampaikan bahwa prosesi adat ini merupakan tradisi dalam rangka pindah rumah menurut tata cara sub suku Dayak Desa.
"Pendopo ini bukan hanya tempat tinggal kami, tetapi rumah bagi seluruh masyarakat Sintang. Kami berharap, dari tempat ini, kami bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, meskipun tentu tidak bisa 24 jam penuh karena ada kebutuhan untuk beristirahat juga," ujar Bala.
Ia juga menegaskan bahwa rumah dinas yang disediakan pemerintah adalah fasilitas bagi kepala daerah selama masa jabatan mereka.
"Ini ibarat rumah kontrak selama lima tahun, bahkan bisa sepuluh tahun, tergantung amanah yang diberikan rakyat. Yang terpenting, kami ingin suasana kerja yang damai dan tenang untuk membangun Sintang lebih baik," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sintang Florensius Ronny menyampaikan bahwa prosesi adat kali ini dilakukan secara bersamaan untuk menghormati tradisi leluhur.
"Kami berdua ini satu paket. Tidak ada faksi Wakil Bupati, karena kami bekerja sebagai satu kesatuan. Mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar kami dapat menjalankan visi dan misi untuk membangun Sintang lebih baik," ujar Ronny.
Ia menambahkan bahwa ritual adat ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga simbol kebersamaan dalam membangun Kabupaten Sintang.
"Menghargai adat dan budaya leluhur adalah bagian dari identitas kita. Dengan kebersamaan, kita bisa membawa Sintang menuju masa depan yang lebih baik," pungkasnya.