SINTANG, Suaraborneo.id – Pemerintah Kabupaten Sintang terus mematangkan rencana pengusulan pendirian Politeknik Negeri Sintang ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Langkah ini dibahas dalam Rapat Persiapan Pendirian Politeknik Negeri Sintang yang digelar di Aula Bappeda Kabupaten Sintang, Kamis (20/2/2025).Rapat Persiapan Pendirian Politeknik Negeri Sintang yang digelar di Aula Bappeda Kabupaten Sintang.
Rapat tersebut dihadiri Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sintang H. Senen Maryono, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para Kepala SMK Negeri se-Kabupaten Sintang.
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang, Kurniawan, menjelaskan bahwa Pemkab Sintang akan menyiapkan sejumlah persyaratan penting sebelum mengajukan usulan pendirian Politeknik Negeri ke pemerintah pusat.
"Kami akan menyiapkan lahan sekitar 5 hektare, mengkaji potensi mahasiswa, serta melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Sebenarnya, usulan ini sudah pernah diajukan pada 2008, tetapi belum berhasil," ujar Kurniawan.
Menurutnya, pendirian Politeknik Negeri Sintang menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas SDM daerah. Selain itu, angka pengangguran lulusan SMK dan SMA di Sintang masih tinggi, masing-masing mencapai 9,01% dan 7,05%.
"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di sektor pendidikan masih bergerak lambat. Selain itu, adanya potensi pemekaran wilayah dan kebijakan pusat terkait pendidikan vokasi semakin memperkuat urgensi pendirian Politeknik ini," lanjutnya.
Lebih lanjut, Kurniawan menegaskan bahwa keberadaan Politeknik Negeri Sintang akan sangat strategis dalam menghadapi peluang pembentukan Provinsi Kapuas Raya. Dengan adanya perguruan tinggi vokasi, diharapkan akan tercipta SDM berkualitas yang siap menghadapi peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan industri di masa depan.
Saat ini, jumlah institusi pendidikan vokasi di Sintang, Sekadau, dan Melawi masih sangat terbatas. Padahal, potensi mahasiswa dari tiga kabupaten ini cukup besar.
"Di Melawi terdapat 45 SMA/SMK, Sekadau memiliki 30 SMA/SMK, dan Sintang ada 75 SMA/SMK. Totalnya mencapai 150 sekolah. Jika setiap sekolah mengirimkan 30 lulusan saja, maka ada potensi sekitar 4.500 mahasiswa baru setiap tahunnya yang bisa kuliah di Politeknik Negeri Sintang," beber Kurniawan.
Terkait tahapan pendirian, Pemkab Sintang akan menyusun kajian awal, menentukan lokasi, merancang struktur organisasi, serta mendapatkan rekomendasi dari LLDIKTI Wilayah XI, Pemprov Kalbar, dan Pemkab Sintang.
"Kami akan membentuk tim khusus, menyusun studi kelayakan, mengidentifikasi program studi yang akan dibangun, serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk LLDIKTI XI Kalimantan," jelasnya.
Meski demikian, tantangan yang dihadapi dalam pendirian Politeknik Negeri Sintang cukup besar, terutama terkait meningkatnya angka pengangguran terdidik dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
"Namun, kami optimistis langkah ini dapat terwujud karena sejalan dengan Asta Cita Pemerintah Pusat dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia," pungkas Kurniawan.