Sanggau Kalbar, Suaraborneo.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya menekan angka stunting yang masih fluktuatif hingga triwulan III tahun 2024. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sanggau, Stepanus Jonedi, mengungkapkan bahwa fluktuasi ini dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam pengukuran dan penimbangan di posyandu.Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sanggau, Stepanus Jonedi. (Foto:tk)
"Pengukuran di posyandu dilakukan setiap bulan, tetapi tingkat kehadiran masyarakat masih menjadi tantangan. Pada triwulan II, persentase pengukuran bayi dan balita mencapai 65 persen, namun menurun drastis menjadi 31,98 persen pada triwulan III. Penurunan ini berdampak pada peningkatan prevalensi stunting," jelas Stepanus, Senin (25/11).
Ia menambahkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Sanggau meningkat dari 19 persen pada triwulan II menjadi 22 persen di triwulan III. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya gencar mengajak masyarakat agar aktif membawa bayi dan balita ke posyandu.
"Kami sudah berusaha menarik minat masyarakat, seperti menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), mengadakan arisan kader, pelatihan peningkatan pengetahuan kader, hingga memberikan penghargaan kepada kader posyandu dalam Jambore Kesehatan," ungkapnya.
Stepanus juga menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengukuran sering kali disebabkan oleh anggapan bahwa anak sudah sehat. Padahal, pengukuran rutin tetap diperlukan untuk memastikan data prevalensi stunting yang akurat.
"Banyak orang tua menganggap anaknya sudah sehat sehingga tidak datang ke posyandu. Padahal, pengukuran harus dilakukan hingga balita untuk mendapatkan peta prevalensi stunting yang valid," tegasnya.
Untuk hasil pengukuran triwulan IV, Stepanus menyebutkan data baru akan tersedia setelah 15 Januari 2025, sesuai batas waktu penginputan nasional.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan, kami optimis dapat meningkatkan validitas data dan menekan angka stunting di Sanggau," pungkasnya. (TK)