-->

Stunting Kabupaten Sekadau 12,2 Persen, Dibawah Angka Provinsi

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting di kabupaten Sekadau tahun 202. Foto:as
Sekadau, Kalbar||Suara Borneo - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Sekadau mengelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 dengan tema “Zero New Stunting untuk Generasi Sekadau Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045". Kegiatan bertempat di aula lantai 2 Kantor Bupati Sekadau. Selasa (7/5/2024).

Kadinkes PP dan KB Kabupaten Sekadau, Henry Alpius menyampaikan bahwa, berdasarkan data SGG tahun 2022 stunting di Kabupaten Sekadau berada di angka 35,50 persen, setelah dilakukan intervensi dari tahun 2021 sampai tahun 2022, tahun ini berdasarkan SKI (Survei Kesehatan Indonesia) stunting di Kabupaten Sekadau berada di angka 12,2 persen.

“Jadi apa yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sekadau bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sekadau berusaha untuk melaksanakan usaha dan intervensi yang melibatkan seluruh unsur dari masyarakat, pemerintah, TNI, Polri, media massa dan seluruh masyarakat lainnya untuk bersama-sama menangani Stunting. Inilah akhirnya tahun ini turun menjadi 12,20 persen,“ ujarnya.

“Di Kalbar kita (Kabupaten Sekadau) jauh dibawah angka provinsi dan kita adalah yang terbaik yang terendah dari 14 kabupaten kota,” imbuhnya

Untuk menuju Zero Stunting di Kabupaten Sekadau, Henry Alpius mengatakan tidak lah puas dengan hasil yang ada saat ini (12,2 persen).

"Komitmen Pemerintah Kabupaten Sekadau, kita akan berusaha terus menurunkan target kita supaya Zero Stunting," tambahnya

“Hari ini kita evaluasi apa yang sudah kita laksanakan yang baik kita pertahankan yang kurang kita ubah dan seterusnya kita tingkatkan. Stunting tidak bisa diselesaikan oleh satu instansi tetapi seluruh sektor atau kerjasama lintas sektoral. Kemudian peran masyarakat, Ibu-ibu PKK terkait dengan program posyandu. Dengan ada keaktipan posyandu kita harapkan bisa melakukan monitoring dan penimbangan terkait dengan anak-anak yang ada di Kabupaten Sekadau termasuk juga teman-teman dari media massa bagaimana mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya Stunting,” kata Henry Alpius.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Sekadau, Subandrio mengatakan, dengan berdasarkan angka di tahun 2021 sampai 2024 saat ini maka harus sekuat tenaga berupaya untuk berada di angka 10 persen.

Subandrio mengatakan harus tahu penyebab Stunting. Penyebab stunting ada beberapa hal antara lain, pendidikan, ekonomi, usia anak, dan tinggi badan ibu, ini semua mempengaruhi stunting.

“Setelah kita tahu penyebab stunting baru kita mencari cara mencegahnya, yang berpengaruh langsung dengan stunting dan yang peneyebab tidak langsung,” jelas Wabup Subandrio yang juga sebagai Narasumber pada kegiatan Rakor tersebut.

Penyebab langsung misalnya asupan makanan bayi, atau saat ibu hamil. Penyebab tidak langsung adalah faktor air bersih atau sanitasi. Oleh karena itu, kalau penyebab langsung dilakukan dengan memberikan makanan tambahan.

“Selain itu itu, kita meminta komitmen kepala desa dan camat untuk desa ODF (open defecation free) atau stop buang air besar sembarangan dengan 3 desa pertahun dan ini sudah kita canangkan sejak tahun 2021 sehingga dari 94 desa yang ada di Kabupaten Sekadau pada tahun 2021 sudah 23 ODF dan sekarang sudah 49 desa ODF,” kata Wabup Subandrio. (tk/as)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini