PD AsDI Kalbar Gelar Edukasi Gizi Serentak di Rumah Sakit se Kalimantan Barat

Editor: Antonius
Sebarkan:

Foto bersama memperingati HGN 
LANDAK, suaraborneo.id - Dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke 64 tahun 2024 PD AsDI (Asosiasi Dietisien Indonesia) Kalimantan Barat melakukan edukasi serentak di Rumah Sakit se Kalimantan Barat dengan mengusung tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan sasaran ibu hamil atau ibu menyusui serta orang tua atau keluarga pasien di bangsal perawatan anak maupun rawat jalan . 

Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui pemberian gizi seimbang. 


Dengan mempertimbangkan permasalahan Stunting yang belum mencapai target, dan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani berkorelasi mencegah Stunting.

Ketua ASDI Kalbar,  Tri Hidayat, M. Gizi, RD, menyampaikan berdasarkan data survey status gizi nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia diangka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14%. 

Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat besi. 

" Stunting dapat dicegah, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kemudian dilanjutkan dengan Makanan Pendamping Asi (MPASI), ungkap Tri Hidayat.


Dijelaskannya di antara usia 6 hingga 23 bulan, ASI dan MPASI dapat mencukupi kebutuhan gizi yang penting untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan fisik serta fungsi kognitif bayi. Periode ini pun menjadi kesempatan krusial dalam pencegahan malnutrisi yang mungkin terjadi pada bayi salah satunya adalah stunting. 

Protein hewani penting dalam penurunan stunting, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan dan susu atau produk olahannya (keju, yogurt, dll).

Ia berharap dalam kegiatan peringatan HGN ke-64 ini, bermanfaat untuk menggaungkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk anak usia 6-23 bulan yang kaya akan protein hewani dan pemantauan pertumbuhan anak setiap bulan, demi tercapainya target RPJMN 2020-2024 untuk percepatan penurunan stunting menjadi 14%. 

Kegiatan ini dapat dijadikan momentum yang baik dalam meningkatkan komitmen untuk bersama-sama mewujudkan gizi yang berkualitas untuk generasi emas Indonesia. 

" kita harapkan kegiatan ini juga menjadi bagian dari wujud komitmen PD AsDI (Asosiasi Dietisien Indonesia) Kalimantan Barat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Kalimantan Barat," harap Tri Hidayat, M. Gizi, RD (Anton)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini