Sintang Kalbar, Suaraborneo.id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang,
Markus Jembari, mengaku prihatin dengan kondisi beberapa tempat wisata di
Bumi Senentang yang hingga saat ini masih banyak berserakan sampah.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang dari Fraksi Demokrat,
Markus Jembari.
Untuk itu, ia meminta kepada instansi terkait untuk lebih responsif mengenai sampah yang ada di tempat wisata atau di beberapa tempat umum lainnya.
“Tentu dengan adanya sampah yang berserakan pemandangan jadi tidak bagus, apalagi kalau dilihat para wisatawan dari luar. Untuk itu, saya meminta kepada instansi terkait untuk lebih responsif menangangi permasalahan sampah ini,” pintanya.
Selain responsif dari instansi terkait, Politisi Partai Demokrat ini juga meminta kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan, salah satunya adalah tidak membuang sampah sembarangan.
“Kinerja pemerintah tidak akan pernah berhasil tanpa bantuan dari masyarakat.Dalam hal ini, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang sangat membantu pemerintah menjaga keindahan dan kelestarian tempat wisata,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga keindahan tempat umum dengan tidak mencoret-coret atau merusaknya sehingga Kabupaten Sintang bisa menjadi kota yang ramah, baik bagi masyarakatnya maupun bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“Jangan hanya karena ada kegiatan saja baru beberapa tempat wisata dibenahi.Menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan merupakan hal yang harus dilakukan tiap hari,” ujarnya.
Selain itu, dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini ia meminta tempat wisata untuk tetap berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah, baik fisik maupun non-fisik.
“Fisik itu berkaitan dengan kebersihan, kesehatan dan keamanan. Antara lain, fasilitas cuci tangan, kebersihan, tempat sampah dan sebagainya di semua destinasi,” jelasnya.
Sedangkan non fisik, Markus mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan masalah SOP protokol-protokol kesehatan, seperti kebersihan, dan keamanan.
“Semua ini guna meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam industri pariwisata di Bumi Senentang ini, sehingga dapat kembali menarik wisatawan di masa new normal,” pungkasnya (**)