-->

Konpiwil IPM Kalbar di Sintang

Editor: Redaksi
Sebarkan:
Bupati Sintang Jarot Winarno 
SINTANG, suaraborneo.id - Bupati Sintang, Jarot Winarno menghadiri acara pembukaan Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Barat yang mengusung tema "Membangun Peradaban Wujud Eksistensi Gerakan Pelajar", di Aula Pendopo Bupati Sintang, Sabtu (25/1/2020) pagi, yang di buka oleh Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, H. Pabali Musa. 

.
Dihadapan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalbar, yang merupakan generasi millenial, Jarot Winarno menyampaikan bahwa generasi muda saat ini tengah hidup dalam dua medium yang akan mendorong anak muda untuk lebih maju tetapi juga penuh dengan cabaran dan cobaan. Yang pertama itu dimana generasi saat ini hidup di era merdeka belajar dan era kampus merdeka yang di perkenalkan oleh Menteri Pendidikan RI yang dari kaum millenial. 

"Dimana, kebebasan untuk belajar, mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, motorik kalian di berikan kebebasan-sebebasnya. Ini era baru yang kalian miliki, kalian hidup di situ, kalian berenang disitu, "jelas Jarot.

Yang kedua, yakni medium era destruksi teknologi, dimana gangguan difusi dalam arti positif adalah perubahan fundamental yang mempengaruhi gaya hidup, pola pendidikan, pola pekerjaan dan pola pemerintahan. Namun dalam artian negatif, destruksi teknologi membuat anak muda/kaum millenial itu asyik dengan hubungan emosional langsung.

"Survei millenial terbaru, anak-anak hanya menyiapkan waktunya 20 persen untuk kontak emosional dengan orang tua, keluarga bahkan dengan temannya. 80 persen kontaknya melalui gadget, dimana gadget memberikan segalanya, gadget itu benda mati tidak punya emosi, terasa nanti kalau kalian sudah sakit baru nyari emak, bapak, lalu minta buatkan bubur," jelasnya. 

Masih lanjut Jarot, berenang dalam dua medium tersebut diatas, ada dua gunung yang mesti di daki dimana puncak keemasan yang namanya kegemilangan Indonesia yang di ramalkan pada saat itu tepat satu abad Indonesia Merdeka, Indonesia akan masuk dalam tiga besar negara terbesar di dunia yang di sebut Indonesia Emas 2045, itupun kalau tantangan-tantangan itu bisa di lalui. 

"Pada saat itu kalian yang hadir ini memasuki usia emas atau golden age, ada yang sudah jadi pejabat, pengusaha dan sebagainya," ujar Jarot.

Oleh karena itulah, lanjut Jarot, Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini merupakan kader gerakan Muhammadiyah di masa mendatang. Dimana harus memiliki semangat membaca dan belajar yang tak kunjung padam, semangat untuk memperbaharui literasi di berbagai bidang kehidupan. Kemudian akhlakul karimah atau akhlak yang baik atau terpuji.

"Nah itulah yang menjaga kalian generasi penerus untuk menggapai pendakian tertinggi yang kelak menjadi pemimpin yang soleh, berakhlak mulia," pungkas Jarot. 

Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa, yang hadir langsung membuka acara Konpiwil IPM Kalbar ini menyampaikan bahwa melalui tema yang diangkat ini, kenapa anak muda terutama pelajar itu harus bergerak, karena kata salah satu tokoh dunia  yakni Herbert M. Keizer, "hidup adalah bergerak, berhenti berarti mati" seperti itulah ungkapan singkatnya. 

"Kalau pelajar tidak melakukan pergerakan terutama dalam bentuk organisasi, maka akan tertinggal atau di tinggalkan, itu saja kemungkinannya kalau tidak terus bergerak, "kata Pabali.

Untuk itulah dirinya mengucapkan terima kasih kepada IPM yang telah melakukan pergerakan untuk selalu menjadi yang terdepan. Kemudian jelas Pabali, mewujudkan peradaban itu penting dalam sebuah eksistensi melalui pergerakan pelajar ini. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Sintang yang telah menjadi tuan rumah dan mempasilitasi Konpiwil IPM Kalbar ini.

Turut hadir unsur OPD Kab. Sintang, perwakilan unsur Forkopimda Kabupaten Sintang, Ketua KONI Kab. Sintang Muhammad Chomain Wahap dan tamu undangan lainnya.
(hms)

Editor: Asmuni 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini