-->

Pemimpin Era Milenial Wajib Inovatif

Editor: Redaksi
Sebarkan:
KUBU RAYA, suaraborneo.id – Sebagai pemilik masa depan dan calon pemimpin, mahasiswa harus merefleksi tipe-tipe kepemimpinan dari masa ke masa. Karena leadership atau kepemimpinan punya gaya dan pola yang berbeda di setiap era. Dengan begitu, berbagai fenomena tantangan kekinian yang ada akan mampu diatasi dengan pola kepemimpinan yang tepat. 

“Tantangan sekarang kita dituntut menghadirkan kepemimpinan yang mampu menggerakkan, mempengaruhi, dan menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai,” kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat menjadi pemateri utama pada Seminar Leadership di Era Milenial yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak di Ruang Konferensi Universitas Tanjungpura, Rabu (11/9). 

Karena itu, kata Muda, generasi muda harus punya perspektif yang tepat terkait kepemimpinan yang ideal. Sebab, menurut dia, ada banyak ragam kepemimpinan. Mulai yang transformatif, statis, bahkan transaksional. Sehingga perlu ada kesamaan persepsi tentang kepemimpinan yang baik. Di era digital yang serba cepat, pemimpin, menurutnya, harus adaptif terhadap potensi ekspresi kaum muda. 

“Bagaimana kita bisa menyatukan atau membawa suasana di mana semuanya bisa merasa menjadi bagian daripada pikiran-pikiran kita. Dan akhirnya generasi milenial mendapatkan kesempatan dan bisa mengekspresikan potensinya, terlebih di era media sosial saat ini,”  tuturnya. 

Karena itu, Muda menyebut salah satu syarat utama menjadi pemimpin adalah punya visi atau yang pandangan luas. Selain itu, pemimpin era milenial harus dapat memanfaatkan teknologi. “Digital mindset-nya harus ada supaya segala sesuatunya bisa menyatu bersama-sama kaum milenial,” sebutnya. 

Lebih jauh Muda menyatakan, seorang pemimpin harus punya visi paripurna. Sehingga akan mampu memahami segala sesuatu secara substantif dan pada gilirannya dapat menggiring yang dipimpin untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Pemimpin, ujar dia, juga tidak boleh hanya berpikir pada saat sedang memimpin. Namun yang dipikirkan adalah justru setelah tidak lagi berkuasa lagi. 

“Di era millennia juga sudah tidak zaman lagi pemimpin yang mengagungkan jabatan. Maksudnya terlalu berlebihan dalam menggunakan kewenangan dan kekuasaan. Justru itu akan menghambat yang dipimpin. Masyarakat pun akan merasa sulit untuk mengejar potensi-potensi yang ada.  Nah, narasi seperti itu harus disampaikan dalam bentuk langkah-langkah nyata,” ucapnya. 

Muda menegaskan, inovasi adalah kata kunci dalam kepemimpinan di era millennia. Hal itu sejalan dengan kultur generasi kekinian yang selalu ingin cepat. Dengan adaptif pada kultur tersebut, kalangan millennia akan merasa menjadi bagian dari kepemimpinan tersebut. 

“Kepemimpinan di era millennia ini harus suka hal-hal yang memberikan suasana segar. Kadang harus mengeluarkan ide yang segar. Karena di era ini masyarakat cepat bosan. Kita harus cepat melihat peluang dan membangun sesuatu yang segar dan memberikan nuansa yang membangun semangat-semangat baru,” tutupnya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untan Jamaliah mengatakan, kegiatan seminar digelar untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya terkait tema kepemimpinan di era kekinian. Menurutnya, tema kepemimpinan di era milenial dan perbandingannya dengan era terdahulu merupakan hal yang penting dan menarik untuk diketahui. 

“Bagi mahasiswa ini adalah momen yang penting dan harus dimanfaatkan dengan baik. Ambillah manfaatnya karena mahasiswa akan menjadi pemimpin. Terima kasih kepada Bupati Muda Mahendrawan yang sudah meluangkan waktu di tengah banyak kesibukan. Ini adalah peluang emas mahasiswa. Sehingga mahasiswa tidak hanya tahu hal-hal yang bersifat teoretis, tapi juga pada implementasi atau yang bersifat praktis,” tuturnya.

Penulis: Rio/humas
Editor: Asmuni 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini