![]() |
| Penutupan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 dan IRAU ke-11 Kabupaten Malinau. (Foto:ist) |
Acara penutupan berlangsung megah dan penuh kebanggaan. Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Malinau memadati area panggung utama, menikmati malam terakhir perayaan yang menjadi ajang unjuk kekayaan budaya lokal.
Dalam momen bersejarah ini, Kabupaten Malinau berhasil menorehkan empat rekor MURI sekaligus, yaitu:
-
Pagelaran Budaya dengan Durasi Terlama,
-
Pagelaran Budaya dengan Atraksi dari Etnik Terbanyak,
-
Replika Kipas Terbesar khas Adat Bulungon, serta
-
Bekang Terbesar Adat Dayak Tenggalan.
Rekor-rekor tersebut menjadi simbol nyata betapa kuatnya semangat masyarakat Malinau dalam menjaga dan melestarikan budaya warisan leluhur. Setiap hari selama rangkaian IRAU, panggung budaya menampilkan atraksi kesenian tradisional dari berbagai etnik, mulai dari tari, musik, hingga ritual adat yang sarat makna.
Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan bangga atas antusiasme seluruh masyarakat.
“Rekor MURI ini bukan sekadar penghargaan, tetapi bentuk pengakuan nasional bahwa budaya Malinau hidup, berkembang, dan dihargai. Ini adalah warisan untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Semangat kebersamaan dan cinta budaya yang terpancar dalam setiap rangkaian acara menjadikan IRAU dan HUT Kabupaten Malinau bukan sekadar perayaan, tetapi pernyataan identitas dan kebanggaan daerah. Tak heran jika pesta tahunan ini selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya — bukan hanya di Malinau, tetapi juga oleh masyarakat dari luar daerah yang ingin menyaksikan langsung keindahan dan kekayaan budaya Dayak di perbatasan utara Kalimantan. (komf/gun)
