LANDAK, suaraborneo.id - Kawasan Ngaumi yang dahulu dikenal sebagai hutan lebat, kini telah berubah menjadi pemukiman padat dan dikenal masyarakat setempat sebagai Kampung Melayu di Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.
Seorang warga Kampung Melayu RT 12/01, Anuar, Sabtu 25 Oktober 2025, menceritakan sejarah singkat terbentuknya kampung tersebut.
Menurutnya, sekitar tahun 1992, kawasan Ngaumi masih berupa hutan tanpa pemukiman warga. Orang pertama yang membangun rumah di lokasi tersebut adalah Bapak Mohammad Yusuf, atau yang akrab disapa Wan Usuf.
“Waktu itu masih hutan, belum ada rumah. Tahun 1995 Wan Usuf pertama buat rumah di situ, baru saya menyusul tahun 1996,” tutur Anuar, mengenang masa awal perkembangan kampung itu.
Seiring berjalannya waktu, warga mulai berdatangan dan membangun rumah di sekitar lokasi tersebut. Kawasan yang dulunya sunyi kini berkembang menjadi lingkungan yang ramai dan menjadi tempat tinggal bagi banyak keluarga.
“Sekarang sudah ramai, banyak rumah berdiri, jalan juga sudah bagus. Dulu cuma hutan, sekarang di sebut kampung Melayu,” posisinya di RT 12 /01, tambah Anuar.
Perkembangan Ngaumi menjadi Kampung Melayu menjadi bukti perubahan wilayah Mandor yang terus tumbuh. Dari hutan yang sepi, kini menjadi kawasan pemukiman yang hidup dan menjadi bagian penting dari sejarah lokal masyarakat Desa Mandor.(Anton)

