![]() |
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar rapat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025 di kantor Bupati. (Foto:jm) |
Bupati Sujiwo mengungkapkan, dengan adanya kebijakan pemerintah pusat, Kubu Raya diperkirakan kehilangan sekitar Rp330 miliar hingga Rp334 miliar dari total anggaran yang seharusnya diterima. Jumlah tersebut dinilai cukup besar di tengah banyaknya persoalan dan tantangan pembangunan daerah.
“Dengan kebijakan pemerintah pusat itu kita akan kehilangan kurang lebih Rp330 sampai Rp334 miliar. Jumlah yang cukup besar, sementara persoalan dan tantangan kita ini tidak sedikit. Namun sekali lagi, ini tantangan bukan halangan,” tegas Sujiwo.
Ia menekankan agar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan rasionalisasi anggaran dan memperketat penggunaan belanja daerah. Menurutnya, belanja pemerintah harus benar-benar diarahkan untuk kepentingan rakyat, khususnya yang menyentuh langsung pelayanan publik.
“Saya mengajak seluruh OPD untuk sama-sama melakukan rasionalisasi. Kita harus ikat pinggang. Belanja uang rakyat ini harus betul-betul dipakai untuk pelayanan publik yang langsung menyentuh kepentingan rakyat. Untuk belanja operasional rutin seperti perjalanan dinas, ATK, dan lain sebagainya, tadi kita sudah sepakat untuk dikurangi,” ujarnya.
Bupati juga meminta agar jajaran OPD tidak panik menghadapi kondisi fiskal ini. Ia mencontohkan bahwa sebelumnya Kubu Raya juga sudah beberapa kali diguncang masalah kebijakan efisiensi anggaran, termasuk saat masa pandemi COVID-19, namun tetap mampu bertahan.
“Kita jangan panik. Kita sudah sering diguncang persoalan fiskal, mulai dari pandemi hingga kebijakan efisiensi anggaran. Tapi kita tetap teguh dan kokoh. Yang penting, ayo kita sama-sama legowo, ikhlas, dan jujur melihat kondisi ini secara rasional, objektif, dan realistis,” pungkas Sujiwo.
Dengan penekanan itu, Bupati berharap agar ke depan belanja pemerintah benar-benar terarah untuk kepentingan masyarakat luas, sehingga meski anggaran terpangkas, pelayanan publik tetap dapat berjalan optimal. (JM)