-->

Pj Gubernur Harisson Dorong Pemuda Sintang Jadi Agen Perubahan untuk Masyarakat Inklusif

Editor: yati
Sebarkan:

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. menghadiri kegiatan Mba Kepo On The Spot . (Foto:adpim)
SINTANG, Suaraorneo.id - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. menghadiri kegiatan Mba Kepo On The Spot dengan mengangkat tema "Pemuda dan Perannya dalam Membangun Masyarakat Inklusif" di Sekolah Luar Biasa Negeri 25 Sintang, Kamis (14/11/2024). Kegiatan ini di Inisiasi oleh Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari.


Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson berpesan kepada anak-anak yang bersekolah di SLB Negeri 25 Sintang untuk terus semangat, belajar dan bergembira.

"Bergembiranya itu sambil terus mengasah kemampuan, baik  dalam bidang seni dan budaya, silahkan adek-adek asah terus. Nanti dibawah bimbingan ibu-ibu dan bapak-bapak guru kita yang juga penuh dengan prestasi, silahkan nanti ibu Kepala Sekolah terus membimbing agar adik-adik, anak-anak kita ini benar - benar mampu mengembangkan dirinya sehingga nanti mereka tumbuh menjadi generasi yang unggul, inklusif, berkarakter dan berintegritas demi Kalimantan Barat yang maju, adil dan sejahtera serta mewujudkan Generasi Emas 2045," pinta Harisson.

Dirinya menyempatkan diri meninjau gelar karya siswa/siswi SLB, dan mengapresiasi hasil karya seni anak-anak SLB Negeri 25 Sintang melalui bimbingan dari para Guru di SLB.

"Jadi saya sebenarnya terharu sekali dengan expo gelar karya yang sudah ditampilkan. itu tidak kalah dengan karya - karya dari anak-anak atau teman-teman kita di luar," ungkapnya.

Kemudian, Orang nomor satu di Kalimantan Barat ini juga Insya Allah akan mengupayakan harapan Kepala Sekolah SLBN 25 Sintang untuk menambah ruang kelas dan alat-alat keterampilan seperti, mesin jahit.

Sementara itu, Pj. Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si. mengatakan bahwa  Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang memegang peran penting dalam setiap perubahan sosial, budaya, dan ekonomi. Pemuda memiliki posisi yang sangat strategis dalam mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif.

"Apa itu masyarakat inklusif? Masyarakat inklusif adalah masyarakat yang memberi kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk mengakses pendidikan, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, agama, suku, maupun kondisi fisik dan mental mereka," jelas Windy.

Dikatakannya, di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, kita dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia yang disiapkan tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga menjangkau semua lapisan masyarakat. Pemuda, sebagai bagian dari agen perubahan, harus dapat menginisiasi dan mendorong terciptanya sistem pendidikan yang adil, merata, dan tidak diskriminatif.

"Salah satu tugas besar kita sebagai bangsa adalah menciptakan sebuah kesempatan belajar yang tidak hanya memberikan ruang bagi anak-anak yang beruntung, tetapi juga bagi mereka yang terpinggirkan. Di sinilah peran pemuda sangat penting. Pemuda tidak hanya sebagai peserta didik, tetapi juga sebagai pelaku perubahan yang dapat menghapuskan hambatan-hambatan yang menghalangi akses belajar bagi sebagian orang," ungkapnya.

Kemudian dalam rangka mewujudkan masyarakat inklusif, Windy yang juga merupakan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat mengatakan bahwa melihat pendidikan tidak hanya dari sisi fisik dan fasilitas, tetapi juga dari sisi keberagaman.

Pendidikan harus dapat merangkul semua individu, tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, maupun ekonomi. Pemuda dapat berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif

"Untuk itu MBAK KEPO bersama pemuda aktif mengkampanyekan pentingnya pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai toleransi, empati, dan saling menghargai. Pemuda juga dapat berkontribusi menyampaikan tentang pentingnya menghargai perbedaan, baik dalam hal agama, suku, atau latar belakang sosial, akan membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan penuh toleransi. Sebagai pemuda, kita memiliki potensi untuk mengubah banyak hal. Salah satu tugas besar pemuda adalah menyebarkan kesadaran sosial mengenai pentingnya masyarakat inklusif. Pemuda harus menjadi agen sosial yang dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesempatan belajar bagi semua kalangan, termasuk mereka yang selama ini terpinggirkan," pungkasnya.

Sebagai informasi, di akhir kegiatan Pj. Gubernur Harisson juga menyerahkan bingkisan berupa alat tulis kepada siswa/i SLB N 25 Sintang. (adpim)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini