-->

Sutarmidji Tegaskan Rumah Sakit Tak Boleh Tolak Pasien, Apapun Alasannya

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji 

Editor : Asmuni 

PONTIANAK, suaraborneo.id -  Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta agar seluruh rumah sakit yang ada di Kabupaten Kota di Kalimantan Barat, agar tidak ada yang menolak pasien apapun alasannya, baik tidak ada obat, tidak ada oksigen dan lain sebagainya.


Agar hal tersebut tidak terjadi, ia pun meminta agar Bupati dan Walikota harus memperhatikan hal itu, agar tidak terjadi di masyarakat. Hal itu dilakukan karena pemerintah provinsi tidak bisa mengintervensi pemerintah kabupaten dan kota, karena sudah menjadi kewenangan mereka.


Di tengah pandemi Covid-19, Sutarmidji meminta, agar Bupati dan Walikota sebagai Ketua Satgas Covid-19 di daerah harus memperhatikan hal itu dengan benar.


“Saya minta seluruh rumah sakit tidak ada yang tolak pasien dengan alasan tak ada oksigen, tak ada obatlah. Bupati walikota sebagai ketua satgas daerah harus perhatikan betul. Saya tidak boleh intervensi karena itu wewenang mereka,” kata Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Rabu (21/7/2021) malam.


Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini memastikan, jika yang menjadi kewenangan pemerintah Provinsi Kalbar saat ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soedarso Pontianak, sehingga hal itu menjadi perhatian penuh oleh dirinya, terutama bagi pasien yang sedang dirawat.


“Kalau Soedarso wewenang saya, menu makan pasien saya cek, ketersediaan obat, oksigen. Saya harus pastikan ada untuk minimal 2 hingga 3 hari,” tegasnya.


Bang Midji sapaan akrabnya ini menjelaskan bahwa untuk kebutuhan oksigen di rumah sakit saat ini naik hamper tiga kali lipat. Untuk menangani persoalan oksigen ini Pemerintah Provinsi Kalbar sudah berupaya dengan memasokan dari Batam bahkan dari Kuching.


“Saat ini kebutuhan oksigen naik hampir 3 kali lipat, kita sudah berupaya minta pasokan dari Batam, bahkan sedang upaya dari Kuching. Mungkin baru sedikit lega Jumat. Duit ada mau beli obat, obatnya tak ade. Banyak indah kabar dari berite (bahasa melayu Pontianak). Semoga kita bisa keluar dari masalah ini secepatnya,” pungkasnya.(TN)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini