Panen Raya 140 Hektar di Kubu Raya.
KUBU RAYA, Suaraborneo.id - Dalam pidato perdananya setelah dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto menekankan bahwa ketahanan dan swasembada pangan adalah prioritas utama pemerintah. Menurutnya, ketahanan pangan merupakan langkah strategis untuk menjamin kesejahteraan dan kemandirian bangsa di tengah tantangan global yang terus berkembang.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa dalam situasi krisis global, baik karena dampak perang atau bencana alam, tidak satupun negara di dunia yang mau mengeluarkan stok pangannya untuk diekspor ke luar negeri.
Oleh karena itu, Indonesia harus mulai meningkatkan sumber daya lokal guna mendukung program swasembada pangan yang di mana target Indonesia adalah kita tidak lagi mengimpor beras di akhir tahun 2025.
"Sejalan dengan keinginan Bapak Presiden, jadi hari ini kita melakukan panen raya sebanyak 140 hektar, dimana dalam 1 hektar ini mampu menghasilkan padi sebanyak 3,5 ton dengan didukung irigasi perairan pertanian yang bagus serta memberikan bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalbar dalam rangka program swasembada pangan di Kalbar," ucap Pj Gubernur Kalbar dr. Harisson, M. Kes., usai melakukan Panen Raya di Desa Kuala Mandor B Kab. Kubu Raya, Kamis (23/1/2025).
Harisson juga mengapresiasi atas kerja keras semua pihak yang telah mensukseskan salah satu program ketahanan pangan ini.
“Hari ini kita menyaksikan hasil kerja keras para petani kita yang dengan penuh semangat dan dedikasi mengelola lahan pertanian. Panen Raya ini adalah bukti nyata bahwa Kalimantan Barat memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional”, ucap Harisson.
Menurutnya, dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, petani, dan semua pemangku kepentingan, dapat terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian sebagaimana yang diharapkan.
"Keberhasilan ini hendaknya menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus memperkuat sinergi. Kami berharap GNPIP dapat terus menjadi wadah yang efektif untuk memajukan sektor pertanian, mengatasi tantangan inflasi pangan, serta menjaga kesejahteraan petani," ujar Harisson.
Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur juga menekankan agar para petani maupun stakeholder terkait untuk mampu bersinergi dalam mendukung program swasembada pangan.
Menurutnya, beberapa prediksi kedepan kondisi cuaca sangat tidak menentu dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja akan tetapi diberbagai negara yang penghasil produksi padi seperti di Vietnam, Thailand dan India.
"Oleh sebab itu, dengan kondisi seperti itu, pada akhirnya akan mengganggu produksi pangan. Dan akhirnya masing-masing negara tersebut akan menahan hasil produksinya ke negara-negara lain, dikarenakan untuk kebutuhan mereka saja tidak cukup," ujar Harisson.
Orang nomor satu di Kalbar tersebut juga sangat optimis, apabila semua lapisan elemen masyarakat bersinergi tidak hanya pemerintah saja, maka swasembada pangan akan terwujud dalam waktu singkat.
"Saya meyakini, apabila kita semua bersinergi dan bekerja keras maka swasembada pangan ini akan dan bisa terwujud di masa Pemerintahan Bapak Presiden Prabowo," pungkasnya. (Adpim)