-->

Salat Ied di Halaman Kantor Bupati Sanggau Terapkan Prokes

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Sholat Ied di Sanggau 
Sanggau Kalbar, suaraborneo.id - Umat Muslim di Kabupaten Sanggau kembali bisa menjalankan salat Idul Fitri di lapangan terbuka. Salat Ied di lapangan terbuka kembali digelar setelah dua tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Ribuan umat Islam Sanggau melaksanakan salat Ied terbuka perdana pada masa transisi pandemi di Halaman Kantor Bupati Sanggau, Senin (2/5/2022) pagi. Sejak pukul 06.00 WIB, jamaah sudah mulai memadati lokasi salat.

Jamaah yang antusias melaksanakan salat Idul Fitri, bahkan menggelar saf salat hingga ke jalan raya. Meski begitu, salat yang diimami Bripka Suryansah, anggota Polres Sanggau, dan khotib Haji Ahkmad Saukani, ASN Kantor Kemenag Sanggau berlangsung tertib dan khusyu'.

Dalam khotbahnya, Akhamd Saukani mengajak umat Muslim untuk mewujudkan kesalihan yang tidak hanya bersifat  ritual, tetapi juga kesalihan sosial. 

"Islam mengajarkan sebagaimana Alquran surah Al-Baqarah ayat 208 yang artinya: 'Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam agama islam secara kaffah dan janganlah mengikuti langkah syaitan karena syaitan adalah musuh yang nyata bagimu'. Salih yang dimaksud disini adalah salih secara individu atau ritual dan juga salih secara sosial," demikian kata Akhmad Saukani dalam khotbahnya. 

Ibadah sosial bagi seorang Muslim, ujarnya, selain bertujuan mengabdikan diri kepada Allah SWT juga untuk membentuk kepribadian yang islami. Kepribadian ini memiliki dampak positif dalam kehidupan sosial dengan sesama manusia. 

Saukani melanjutkan, kriteria keislaman seseorang tidak hanya diukur dari ibadah ritualnya seperti salat dan puasanya, tetapi juga dilihat dari nilai-nilai dan hubungan sosialnya dengan sesama. 

"Sehingga melahirkan rasa kasih sayang kepada sesama, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh kesantunan, menjaga hubungan baik dengan orang lain, memberi dan mau membantu sesama," imbuhnya. 

"Seluruh ibadah ritual yang dilakukan dengan benar akan melahirkan kesalihan sosial, seperti salat misalnya, salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Suatu ketika Rasulullah mendengar seseorang rajin salat di malam hari dan puasa di siang hari, tetapi lidahnya sering menyakit tetangganya. Apa komentar nabi tentang dia, jawab nabi 'dia penghuni neraka'. Naudzulbillahi mindzalik," tambahnya.

Kisah tersebut membuktikan, ibadah ritual harus dibarengi dengan ibadah sosial. Dalam kisah lain pernah diceritakan bahwa salah seorang sahabat pernah memuji kesalihan sahabatnya yang lain.

"Nabi bertanya, mengapa ia kau sebut sholih, sahabatpun menjawab setiap saya masuk masjid dia sudah salat dengan khusyu' dan setiap saya pulang dia masih saja khusu' berdoa. Nabi bertanya lagi siapa yang memberinya makan dan minum, sahabat menjawab Kakaknya. Lalu kata Nabi, Kakaknya itulah yang layak disebut salih," tandas Saukani mengutip kisah nabi. (Bry)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini