Bupati Sintang Jarot Winarno saat meresmikan gedung GPIB Bajem Tuah Petara |
SINTANG, suaraborneo.id - Bupati Sintang Jarot Winarno meresmikan Gedung GPIB Bajem Tuah Petara Sintang, di Jalan Pertamina, MT Haryono Pal 4, Kelurahan Sengkuang, Kecamatan Sintang, Minggu (17/11/19) pagi.
Turut hadir dalam peresmian ini, Anggota DPRD Provinsi Kalbar Terry Ibrahim, Ketua DPRD Kabupaten Sintang Florensius Roni, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang Jeffray Edward, Wakapolres Sintang, Jemaat GPIB Tuah Petara dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan di resmikannya gedung GPIB ini merupakan wujud berkat Tuhan dan kegigihan panitia pembangun serta komunikasi yang sangat baik dengan pemerintah dan DPRD, kerena beberapa anggota DPRD Kab. Sintang juga berkontribusi membantu pembangunan GPIB ini.
Jarot menjelaskan, bahwa pentingnya keberadaan rumah ibadah itu untuk pembinaan masyarakat, karena salah satu visi Pemerintah Kabupaten Sintang yakni membentuk masyarakat yang religius, baik itu dalam hal pembinaan keagamaan khususnya juga dalam hal pembangunan sarana ibadah, sehingga pemerintah berusaha hadir.
"Setiap tahun pemda Sintang mengalokasikan pokok anggaran pembangunan rumah ibadah sama besarnya seperti untuk umat katolik 5 miliyar, muslim 5 miliar dan protestan juga 5 miliar," jelas Jarot.
Lalu lanjutnya, anggaran yang di salurkan secara proporsional sesuai dengan jumlah umat yakni melalui Keuskupan, MUI dan PGI. Sehingga kalau di himpun anggaran yang di salurkan baik itu untuk pembangunan rumah ibadah dan kegiatan keagamaannya setiap tahunnya hampir 20 miliar.
"Rasanya banyak sekali rumah ibadah yang bisa kita selesaikan,tapi tentu saja masih banyak yang belum selesai," ujarnya.
Pada kesempatan itu juga, Jarot sangat memuji bentuk desain GPIB yang sangat minimalis terlebih berada di kawasan yang masih asri. Untuk itulah Jarot berpesan melalui GPIB ini selalu di gaungkan pesan perdamaian, karena Kab. Sintang ini merupakan melting pot nya Indonesia di mana terdiri dari berbagai suku dan agama yang selalu hidup berdampingan secara damai.
"Sintang ini untuk maju membutuhkan modal sosial yaitu persatuan dan kesatuan," tutup Jarot.
Sementara itu, Ketua panitia pembangunan GPIB, Aprilia Triwardani menjelaskan bahwa gereja ini dilakukan peletakan batu pertama pada 27 Januari 2013 lalu yang hingga sampai di resmikan ini memakan anggaran mencapai Rp861.581.430.
"Dari perjalanan peletakan batu pertama hingga diresmikan hampir 6 tahun. Sumber anggaran kami yakni sumbangan jemaat, dana hibah Pemda melalui PGI, dana hibah DPRD melalui beberapa anggotanya, melalui bazar atau penjualan makan yang kami lakukan dan sumbangan donatur yang tidak kami kenal," jelas Aprilia.
Aprilia menambahkan, bahwa untuk rencana kedepannya akan di bangun pintu depan gereja dan pembangunan Pastori, karena saat ini pastorinya di Silat Kapuas Hulu.
"Kami berharap dukungan dan bantuan pemerintah daerah untuk kami menyelesaikan rencana pembangunan kami ini, terkhusus untuk pastori,"harap Aprilia.
Sumber: Humas
Editor: Asmuni