-->

Sintang Belum Siap Belajar Secara Daring

Editor: Marselina
Sebarkan:
Foto oleh Humpro Setwan



SINTANG, suaraborneo.id – “Saya harap covid 19 ini segera berlalu. Kasihan dengan anak-anak kita. Tidak semua mereka siap untuk belajar dari rumah, baik sarana maupun prasarana kita di Sintang juga belum mumpuni untuk menerapkan sistem belajar daring seperti dikota-kota besar, kita ini jauh sikit dari Sintang sinyal pun sudah hilang apalagi sinyal untuk internet, sulit,” ungkap Melkianus, Anggota Komisi C DPRD Sintang usai Rapat Rasionalisasi anggaran DPRD untuk melawan Covid 19, Selasa (31/03/2020).


Melkianus menyampaikan harapannya bagi dunia pendidikan Sintang, ditengah kondisi situasi tanggap covid 19 ini. Melki berharap beberapa kebijakan terkait proses belajar mengajar melalui daring, ataupun yang belajar di rumah sampai dengan kebijakan nasional untuk meniadakan ujian nasional untuk para siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah.

“Saya himbau untuk anak-anakku yang sekolahnya terpaksa diliburkan, tetap waspada dengan selalu menjaga kebersihan kita, dan yang terpenting hindari keluar rumah. Lakukanlah belajar di rumah masing masing dan selalu jaga kesehatan dan makan makanan yang bergizi dan kalau ada gejala mohon segera dikonsultasikan ke petugas  kesehatan terdekat. Kita yakin dan berharap pemerintah akan mengambil langkah yang terbaik untuk mengatasi hal ini,” pesan  Melki lagi

Sementara itu, Kusnidar, Ketua Umum Yayasan Melati Sintang menanggapi surat edaran yang menyebutkan tentang pembatalan pelaksanaan Ujian Nasional sebagai dampak wabah korona yang terjadi dalam 2 pekan terakhir.

“Saya melihat inikan pertimbangan pemerintah secara nasional, kita harus mendahulukan sisi kemanusiaan dengan menjaga diri dan membatasi interaksi sosial. Dengan situasi ini, kita juga harus lihat bahwa ujian inikan bukan barometer akhir untuk menilai hasil studi seorang siswa. Sebagai akademisi, saya setuju sebenarnya bahwa ujian itu tidak harus ada di semua sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, karna banyak contoh anak-anak yang sudah bagus dikelas 1 dikelas 2 kelas 3 tapi ketika ujian dia jatuh, dan ketika di telusuri bisa jadi penyebabnya karna kondisi fisik, persoalan keluarga. Sehingga 2 tahun lebih pendidikan itu seolah-olah kurang dihargai,” kata Kusnidar

“Dengan dihapuskannya ujian nasional ini dalam konteks korona saya setuju. Demi keselamatan bangsa. Dan juga diluar konteks korona kalau pun ujian tidak diadakan lagi itu pun saya setuju. Saya berharap situasi ini akan segera berlalu dan kita dapat memetik pelajarannya untuk kehidupan yang lebih baik,” lanjut Kusnidar lagi. (ep)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini